Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Saraf Ini Sebabkan Wajah Nyeri Seperti Ditusuk

Kompas.com - 13/05/2016, 14:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com – Di balik senyumnya, Amy Cook (21) ternyata menahan rasa sakit di wajah. Amy sering merasa sakit seperti ditusuk-tusuk pada bagian wajah. Wanita asal Johannesburg, Afrika Selatan ini ternyata terkena penyakit langka trigeminal neuralgia (TN).

Trigeminal neuralgia merupakan penyakit gangguan pada saraf trigeminal, yaitu  bagian saraf di wajah hingga ke otak. Orang yang mengalami trigeminal neuralgia sering merasa wajahnya tertusuk-tusuk atau seperti terkena sengatan listrik.

Munculnya serangan nyeri saraf bisa dipicu oleh sentuhan, seperti saat ingin menyikat gigi dan memakai make-up. Amy mengatakan, rasanya seperti ada benda tajam yang menusuk wajahnya. Ia sering merasa sangat sakit mulai dari bagian rahang hingga dahi.

Jika dilihat, wajah Amy tampak sehat seperti biasa. Sebelum didiagnosis penyakit ini, ia pun sering dikira berbohong oleh teman-temannya ketika merasa nyeri hebat di wajah.

"Orang-orang tidak akan percaya karena saya terlihat sehat. Mereka pikir saya ingin cara perhatian atau hanya mengada-ada," kata Amy.

Penyakit ini dijuluki penyakit bunuh diri, karena tak sedikit orang yang terkena trigeminal neuralgia malah mengakhiri hidupnya akibat tak tahan dengan rasa nyeri.

Saat didiagnosis kelainan langka ini, Amy pun merasa hidupnya akan segera berakhir dan ia sempat membenci kehidupannya. Apalagi, hingga saat ini belum ada obat yang bisa mengatasi trigeminal neuralgia.

“Belum ada obatnya, diagnosis ini rasanya seperti hukuman mati,” ucap Amy.

Amy yang sedang kuliah ilmu akuntansi ini sudah dua tahun merasakan nyeri di wajahnya. Ia sempat putus asa karena tahun penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Setiap hari, Amy konsumsi obat penghilang rasa sakit dan menjalani terapi ozon untuk mengurangi rasa sakit.

Namun, kini Amy sadar ia harus tetap melanjutkan hidupnya dan berpikir positif. Amy pun meningkatkan kesadaran kelaianan langka ini agar banyak masyarakat yang tahu. Penyakit ini memang langka, tetapi bisa terkena pada siapa saja.

"Saya sadar, saya harus menerimanya dan tetap positif karena ibu saya sudah sangat mendukung," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau