Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2016, 11:45 WIB

KOMPAS.com - Rempah-rempah asal Indonesia, salah satunya cengkih, sejak ribuan tahun menjadi rebutan bangsa Eropa. Bukan hanya aromanya yang kuat dan manis sebagai bumbu, cengkih sebenarnya memiliki potensi sebagai pereda nyeri yang ampuh.

Pada abad ke-17 di Eropa, cengkih menjadi andalan para tabib untuk mengobati penyakit pes. Minyak cengkih paling banyak dipakai untuk tujuan medis. Salah satunya untuk menghilangkan nyeri.

Penelitian modern menunjukkan, eugenol, zat aktif dalam minyak cengkih, memiliki khasiat anestetik dan analgesik (penghilang sakit). Zat tersebut menghambat reseptor nyeri dan efeknya bisa langsung dirasakan setelah 5 menit sampai 15 menit.

Salah satu riset menunjukkan, minyak cengkih sama efektifnya dengan benzocaine, analgesik gigi yang digunakan sebelum dokter gigi menyuntik. Karena juga mengandung zat antiseptik, minyak cengkih juga bermanfaat mencegah penyakit gusi.

Dalam pengobatan kuno India, Ayurverdic, bubuk cengkih biasa dipakai untuk mengatasi mual, kembung, serta gangguan pencernaan. Ahli naturopati juga sering memakai minyak cengkih atau bubuknya untuk mengurangi pertumbuhan bakteri, jamur, dan parasit.

Bila Anda memiliki minyak cengkih di rumah, manfaatkan untuk mengobati sakit kepala. Caranya, ambil beberapa tetes minyak cengkih lalu oleskan di bagian pelipis dan pijat lembut membentuk lingkaran kecil.

Untuk sakit gigi, kunyah cengkih atau oleskan minyak cengkih di area yang sakit. Bisa juga sebagai bahan obat kumur dengan meneteskan 2-3 tetes ke air lalu gunakan untuk berkumur-kumur.

Untuk mengobati cacingan atau pertumbuhan bakteri, sebaiknya konsumsi cengkih kering atau minyak cengkih dalam bentuk kapsul.

Meski bahan alami, minyak cengkih juga bisa berakibat racun jika tertelan. Karena itu berhati-hatilah menggunakannya. Minyak cengkih juga belum diketahui apakah aman dipakai oleh ibu hamil dan menyusui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau