BrandzView
Halaman ini merupakan kerja sama antara Prodia dan Kompas.com

Keriuhan Lebaran Usai, Jangan Lupa “Medical Check-up”!

Kompas.com - 20/07/2016, 19:46 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada minggu pertama dan kedua usai Lebaran, unit gawat darurat rumah sakit biasanya dikunjungi banyak pasien. Keluhannya beragam, mulai dari diare hingga penyakit kronik kambuhan.

Tidak heran karena perayaan hari raya khususnya lebaran memang identik dengan makanan berkuah santan juga kue kering nan manis. Tanpa sadar, banyak orang lupa untuk menjaga asupan yang diterima oleh tubuh.

“Intinya harus pintar mengendalikan diri,” ujar dokter dari Laboratorium Klinik Prodia Diah Syarifah saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2016).

Pengendalian diri yang dimaksud Diah adalah membatasi konsumsi makanan dan minuman yang tersaji saat hari raya tiba sesuai yang dibutuhkan tubuh. Dengan kata lain, asupan tidak boleh berlebihan ataupun kurang.

Lagi pula, lanjut Diah, esensi puasa yang dilakukan selama satu bulan memang ada pada cara diri mengendalikan kemauan.

“Dalam medis, puasa dilakukan untuk mengontrol makanan yang masuk dalam tubuh,” tambahnya.

Maka dari itu akan disayangkan apabila saat hari raya, orang justru lupa mengendalikan dirinya dengan berlebihan makan dan minum.

Perlu diketahui, kue kering yang manis mengandung kalori tinggi. Sedangkan hidangan makanan berkuah santan mengandung lemak jenuh. Lebih bahaya lagi saat makanan itu sudah dipanaskan berulang karena lemak jenuhnya semakin tinggi.

Bila tidak diantisipasi, hal tersebut bisa jadi pemicu datangnya penyakit pada tubuh. Nah, agar tidak ikut dilarikan ke rumah sakit, lanjut Diah, akan lebih baik bila ditambah dengan kesadaran melakukan medical check-up.

Medical check-up itu gunanya untuk memastikan tubuh berada dalam kondisi yang prima,” katanya.

(Baca: Catat... Biar Nyali Tak Ciut Lihat Hasil “Medical Check-up”)

Dengan melakukan tes kesehatan, pasien bisa mengetahui kondisi badannya usai hari raya. Bahkan hasil medical check-up itu bisa dijadikan acuan.

Misalnya, hasil itu menunjukkan tubuh kurang fit, maka pasien bisa cepat mengobati atau paling tidak menjaga asupan makanan selanjutnya. Sebaliknya, bila hasilnya fit, berarti tidak perlu ada yang dikhawatirkan.  


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau