Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2016, 08:07 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com – Banyak orang yang bermasalah dengan kelebihan berat badan melakukan program diet demi penampilan dan kesehatan. Namun, sebagian besar masih salah kaprah ketika melakukan diet karena ingin hasil instan.

Sebagian orang, misalnya, menghindari sama sekali konsumsi nasi putih atau garam. Air es dianggap pula membuat perut buncit sehingga kerap dihindari pelaku diet. Benarkah?

Diet dengan menghindari nasi putih secara total dan tiba-tiba sangat sulit dilakoni orang Indonesia. Pemikiran "tidak makan nasi berarti belum merasa kenyang" sering kali masih terpatri sehingga menimbulkan kondisi "kelaparan". Nafsu makan terhadap makanan tinggi karbohidrat lain malah menjadi-jadi.

"Tidak makan nasi (putih) tapi makan mi, bihun, kwetiau, roti, kue-kue manis, ya sama saja bohong. Makanan berbahan dasar tepung merupakan jenis makanan karbohidrat sederhana yang cepat berubah jadi energi dan jika tidak terpakai akan disimpan sebagai lemak," ucap dokter spesialis gizi, Eva Kurniawati dikutip situs lighthouse-indonesia.com, Jumat (20/5/2016).

Padahal, dibanding jenis makanan di atas, nasi putih masih lebih baik karena termasuk karbohidrat kompleks yang tidak mudah diserap tubuh. Nasi juga kaya vitamin B. Perlu diingat, kekurangan vitamin B bisa menyebabkan penyakit beri-beri.

THINKSTOCKPHOTOS Karena masih merasa lapar, camilan seperti kue malah dikonsumsi. Padahal, sepotong kue saja mengandung kalori tinggi.

Daripada menghindari nasi putih sama sekali, lebih baik atur porsinya. Kalaupun ingin mencoba jenis karbohidrat lain, lebih baik ganti nasi putih dengan nasi merah atau gandum utuh. Lagi-lagi, porsinya mesti diatur.

Selain soal nasi putih, pola pikir salah lain tentang diet mengatakan air dingin bisa membuat perut buncit. Di sisi lain, banyak meminum air putih dengan temperatur normal dipercaya melangsingkan tubuh. Yakin?

Menurut spesialis penurunan berat badan, dr Grace Judio banyak mengonsumsi air putih bukan jaminan berat badan bisa turun. Pemikiran tersebut mungkin muncul karena air putih mengenyangkan dan memiliki kalori nol.

"Kalau sudah kenyang dengan air putih, orang memang jadi tidak banyak makan," tutur Grace dilansir dari situs sama.

Meski demikian, dia mengingatkan bahwa tubuh tetap memerlukan nutrisi dari makanan. Air putih saja tidak cukup bagi tubuh menjalankan fungsinya dengan baik. Bukannya diet, bisa-bisa tubuh malah terserang penyakit.

Bagaimana dengan air dingin? Tak berpengaruh! Air putih hangat atau dingin sama-sama berkalori nol, tak akan membuat perut buncit.

Justru, mengkonsumsi air es memaksa tubuh bekerja lebih keras membakar kalori. Air es yang masuk ke tubuh akan dihangatkan menjadi sekitar 30 derajat celsius, sama seperti temperatur normal tubuh.

"Saat air memiliki suhu, misalnya, nol derajat, tubuh berusaha membuatnya jadi panas. Artinya, tubuh perlu kerja keras memanaskan. (Proses ini) membakar kalori. Tapi, bukan berarti akan langsung membuat (tubuh) kurus. Setidaknya tubuh bekerja sedikit ekstra," jelas Grace.

THINKSTOCKPHOTOS Pola pikir terhadap makanan juga gaya hidup perlu ditata ulang ketika sudah memutuskan melakukan diet. Kalau tidak, proses diet menjadi berat dan tidak menyenangkan.

Rambu-rambu menurunkan berat badan, menurutnya, harus tetap mengedepankan pola makan sehat dan seimbang. Diet yang dilakukan dengan menghindari sama sekali jenis makanan tertentu kemungkinan berakibat negatif terhadap tubuh.

Kalaupun diet macam itu berhasil menurunkan berat badan dalam hitungan hari, biasanya tubuh kembali ke bentuk semula dalam waktu singkat. Sangat mungkin timbangan malah meroket lebih tinggi.

"Diet mayo" yang sempat populer di Tanah Air, misalnya. Diet ini dikatakan punya hasil signifikan dalam 13 hari. Aturannya, beberapa jenis makanan dilarang dikonsumsi, salah satunya garam.

Perlu diingat, fungsi garam adalah mengikat air agar dapat disimpan dalam tubuh. Tanpa garam, air akan dikeluarkan sehingga berat badan pelaku diet mayo terlihat cepat turun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com