KOMPAS.com - Kita semua tahu bahwa cukup tidur itu penting untuk kesehatan. Tapi, tak semua orang bisa jatuh tertidur dengan mudah.
Bagi Anda yang sering sulit terlelap, mungkin Anda pernah berpikir untuk mengonsumsi suplemen melatonin.
Ini artinya, Anda tahu bahwa melatonin bisa membuat Anda mengantuk. Tapi, atas nama kesehatan, Anda perlu tahu lebih banyak dari itu.
Apakah melatonin itu?
Baca juga: Jadi Ahli Nuklir, Alasan Anak Dono Warkop DKI Dulu Pilih Beasiswa dari Negara Swiss Diungkap Indro
Melatonin adalah hormon yang dilepaskan oleh otak yang membantu mengatur ritme sirkadian tubuh (alias jam internal Anda), jelas David Lee, MD, asisten profesor kedokteran klinis di Program Pendidikan Kedokteran UCSF Fresno.
"Melatonin disekresikan oleh kelenjar pineal di dasar otak dan diatur oleh cahaya," katanya.
"Ini adalah hormon alami yang membuat kita mengantuk, dan saat cahaya hilang, seperti di malam hari, saat itulah puncak produksi melatonin terjadi."
Baca juga: Dedi Mulyadi Temukan Sungai Dibeton Jadi Ruko: Giliran Banjir Nyalahin Gubernur
Apakah supleman melatonin aman digunakan?
Di AS, peredaran melatonin tidak diatur oleh Food and Drug Administration sehingga sulit untuk mengetahui apakah ada bahan pengawet dan zat aditif di dalamnya, kata Sanjeev Kothare, MD, seorang profesor di departemen neurologi di NYU Langone Medical Center.
"Beberapa pengguna dilaporkan mengalami sedikit reaksi alergi, tidak dari melatonin, tapi dari bahan pengawet atau zat aditif di dalamya," kata Lee.
Baca juga: Pemesanan Tukar Uang Baru BI Dibuka Lagi Pagi Ini, Berikut Caranya
Kothare mengatakan penelitian pada hewan menemukan, bahwa melatonin bisa memicu depresi, masalah reproduksi, dan masalah imunologi.
Sementara ini, ujicoba belum direplikasi pada manusia. Juga belum ada penelitian yang cukup bisa diandalkan yang menunjukkan keamanan jangka panjang konsumsi melatonin pil, kata Kothare.
Lee menambahkan, bahwa tidak ada efek samping yang serius yang telah dilaporkan. Namun, dia mengingatkan, bahwa jika Anda mengonmsuinya terlalu banyak, Anda mungkin merasa mengantuk, sakit kepala, atau mengalami kehilangan memori jangka pendek . Yang penting, kata Lee, dosis melatonin harus tepat.
Baca juga: 8 Gejala Diabetes yang Dirasakan Saat Bangun Tidur, Apa Saja?
"Mitos yang mengatakan bahwa semakin banyak konsumsi melatonin maka akan semakin baik adalah tidak benar," kata Lee.
Bahkan, semakin sedikit sebenarnya justru akan semakin baik, karena tubuh kita sudah memroduksi hormon ini secara natural.
Lee menyarankan konsumsi melatonin tidak lebihl dari 0,5 miligram jika Anda memutuskan untuk mencobanya.
Baca juga: 20 Pemain Timnas Indonesia Tiba di Sydney Hari Ini, Siap Lawan Australia
Sayangnya, tidak ada penelitian yang cukup bisa dijadikan pegangan mengenai apakah suplemen melatonin adalah cara yang efektif dan aman untuk membantu seseorang terlelap.
Jika sampai saat ini Anda masih berjuang untuk bisa tidur dengan normal, Kothare memiliki beberapa saran lain: Cobalah untuk menerapkan jadwal tidur pada waktu yang sama selama seminggu termasuk pada akhir pekan, batasi penggunaan perangkat elektronik yang memancarkan cahaya biru selama satu sampai dua jam sebelum tidur.
Selain itu, buka tirai dan jendela di pagi hari agar cahaya matahari masuk dan membantu mengatur jam internal tubuh Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.