Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Desa Vasektomi, Warga Termotivasi Ikut KB Lanang

Kompas.com - 28/09/2016, 16:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Kesadaran kaum pria menjalani vasektomi di Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur diklaim cukup tinggi. Menurut Duta KB (Keluarga Berencana) Malang Sejahtera, Wuri Andayani, kesadaran itu muncul setelah kepala desa menjalani vasektomi.

"Ketika kepala desa menjalani vasektomi ternyata dia jadi contoh, jadi ikon. Sekarang, bapak-bapak sudah datang sendiri mau vasektomi," cerita Wuri saat ditemui di sela-sela peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Desa Robyok, Malang, Selasa (27/9/2016).

Selain itu, banyak juga perangkat desa yang sukarela menjalani vasektomi. Menurut Wuri, hal ini menambah motivasi dan kepercayaan masyarakat untuk melakukan hal serupa.

Di wilayah tersebut, vasektomi lebih dikenal dengan istilah KB Lanang atau kontrasepsi untuk pria.

Wuri mengatakan, awalnya pria enggan menjalani vasektomi karena takut dengan efek samping yang dapat menurunkan gairah seksual. Padahal, itu hanyalah mitos yang keliru.

"Vasektomi kebanyakan enggak ada efek samping. Isunya masyarakat takut kalau vasektomi nanti daya kerja lemah, hubungan suami istri jadi enggak nyaman. Padahal tidak," jelas bidan di Puskesmas Tajinan itu.

Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk pria dengan memotong saluran sperma ke penis. Dengan begitu, sperma tak akan keluar bersama air mani ketika pria ejakulasi. Vasektomi tidak memengaruhi hormon testoteron pria sehingga tidak mengganggu kejantanan seorang pria seperti yang dikira banyak orang.

Vasektomi juga tidak permanen karena bisa dilakukan operasi mengembalikan saluran sperma.

Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dwi Listyawardani menambahkan, penggunaan kontrasepsi pada pria memang masih sangat rendah. Dari 100 pria, 98 persen yang menjalani program KB adalah wanita.

Menurut dia, program KB seharusnya memang tak hanya dibebankan kepada wanita. Laki-laki pun perlu menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau