JAKARTA, KOMPAS.com - Pada dasarnya, struktur vagina, adanya bakteri baik, hingga rambut kemaluan memang dapat melindungi area organ intim secara alami dari infeksi bakteri.
Namun, area kewanitaan tetap mungkin terinfeksi bakteri apabila kebersihannya tidak dijaga dan pertahanan tubuh tak kuat menahan bakteri jahat.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Liva Wijaya mengatakan, dalam kasus lebih lanjut, infeksi tak hanya terjadi di area luar kewanitaan, tetapi bisa masuk ke dalam organ lainnya seperti leher rahim, saluran telur, hingga ke panggul.
"Proses bakteri bisa sampai ke panggul itu enggak cepat. Prosesnya lama dan karena berulang-ulang," kata Liva, Kamis (6/10/2016).
Dokter yang praktek di RS Mitra Kemayoran ini memaparkan, tanda-tanda area kewanitaan terinfeksi bakteri, antara lain, banyak keluar sekret atau cairan vagina yang berbau, vagina terasa gatal, berwarna kemerahan, dan sangat lembab.
Selain berbau, bisa juga keluar keputihan berdarah atau berwarna kuning. Normalnya, keputihan terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah menstruasi.
Pada kasus infeksi bakteri sudah sampai ke area organ intim dalam, bisa muncul rasa nyeri pada perut bawah.
"Pas dicek seperti kayak ada kista, tapi ternyata ada isi nanah. Itu karena kebersihannya (organ intim) kurang baik," ungkap Liva.
Maka Anda harus mengenali tanda-tanda ketika wilayah organ intim mengalami infeksi, meskipun gejala kadang muncul saat infeksi sudah memburuk. Terlebih penting lagi adalah menjaga kebersihan agar tidak sampai terjadi infeksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.