KOMPAS.com — Anda tahu minuman berenergi tak baik untuk kesehatan. Namun, ada kalanya tenggat waktu, kewajiban sosial, dan hal-hal yang memaksa kita minum minuman berenergi untuk tambahan tenaga. Berbahayakah ini?
"Tenang, sepanjang minuman itu hanya diteguk sekali-sekali dan dalam jumlah sedang, Anda tak perlu takut," kata Marci Clow, direktur riset di Rainbow Light Nutritional Systems. Minuman berenergi yang jarang-jarang diminum masih oke. Saya tidak merekomendasikan diminum secara teratur," kata dia.
Salah satu alasannya adalah kandungan di dalam minuman berenergi, yaitu kafein, gula, dan pemanis buatan. Beberapa minuman berenergi mengandung 10 sendok teh gula. Jumlah gula itu setara dengan sekaleng minuman soda.
Dengan kandungan gula sedemikian banyak, minum satu atau dua kaleng minuman berenergi seminggu dapat menaikkan berat badan.
Di atas tambahan kalori, Clow mengatakan, ada yang harus diketahui perihal pemanis buatan. Beberapa studi menemukan konsumsi teratur pemanis buatan melatih otak untuk ketagihan manis lebih banyak lagi sehingga sulit untuk melawan keinginan minum minuman berenergi dan soda.
Sedangkan kafein dalam minuman berenergi cenderung memengaruhi peminumnya secara berbeda. "Beberapa orang menjadi lebih gampang gugup, sementara yang lain bisa minum dan tak merasakan apa-apa," ujar dia.
Namun, riset menemukan lebih dari 400 mg kafein per hari dapat mengganggu tidur dan menciptakan perasaan kurang enak. Kandungan minuman berenergi mengandung kafein berkisar antara 50 hingga 250 mg dalam satu kemasan.
Campuran gula dan kafein dalam minuman berenergi memberikan tambahan energi sementara. Tetapi, ketika efek itu hilang, kita jadi lebih lelah dari biasanya.
Untuk kombinasi minuman berenergi dan alkohol, peminum harus ekstra waspada. Kafein di dalam tubuh kita membuat peminumnya jadi merasa lebih sadar dari sebenarnya sehingga menyebabkan jadi minum lebih banyak dari seharusnya.
Itu menurut studi yang diterbitkan di jurnal Advances in Nutrition. Periset pun mengutip masalah kesehatan lain, seperti kerusakan otak remaja dan banyak orang yang harus dirawat di rumah sakit gara-gara kombinasi minuman keras dan minuman berenergi.
Studi lain yang diterbitkan di jurnal Addictive Behaviors mendukung temuan itu. Jurnal itu menyatakan, peminum yang mencampur minuman alkohol dengan minuman berenergi berkafein tiga kali lipat lebih mabuk daripada peminum yang tidak mencampurnya.
Jika Anda butuh tambahan energi, Clow mengatakan, hal yang perlu diingat pertama adalah ukuran. "Kaleng minuman tertulis kandungan kafein atau jumlah miligram kandungan gula tanpa membuatnya jelas bahwa satu sajian itu hanya separuh kaleng," ucap dia.
Secara umum, minuman berenergi sering menyebabkan dehidrasi, kecemasan, insomnia, dan mudah marah. Dalam jangka panjang, minuman berenergi dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan potensi menyebabkan jantung bermasalah.
Jadi lain kali ketika membutuhkan tambahan energi mendadak, pilihlah minum secangkir kopi hitam. Lebih baik lagi, jalan-jalanlah 10 menit di luar untuk mendapat tambahan energi tanpa khawatir dengan efek samping kafein.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.