JAKARTA, KOMPAS.com - Anak kurus bukan berarti mengalami gizi buruk. Dokter spesialis gizi klinik Laila Hayati mengungkapkan, untuk menegakkan diagnosis gizi buruk, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, harus dilihat bagaimana pola makan atau asupan nutrisinya sehari-hari. Misalnya, anak tersebut memang jarang makan dan nutrisi makanannya sangat kurang ada kemungkinan mengalami gizi buruk.
Selain akibat kurang nutrisi saat makan, gizi buruk juga bisa dipicu faktor penyakit lain. Kemudian, bisa dilihat dari ciri-ciri fisiknya.
"Kita lihat gejala fisik dari ujung kepala ke kaki. Dari kepala, rambut mudah dicabut dan pirang. Di mata, bisa dilihat matanya cekung. Wajahnya kayak orangtua karena kulitnya kendur," jelas Laila saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/3/5017).
Selain itu, tulang iga menonjol, kulitnya kering, kendur, dan bersisik, lemak di bawah kulit juga sangat kurang, hingga otot mengecil.
Anak dengan gizi buruk juga tak selalu memperlihatkan gejala fisik berupa perut buncit. Laila menjelaskan, perut bengkak atau terlihat buncit karena adanya cairan yang merembes keluar dari pembuluh darah. Kondisi itu biasanya terjadi jika sudah tahap lanjut.
"Itu karena kekurangan protein, kan. Protein dalam tubuh enggak cukup sehingga cairan enggak bisa terjaga dalam pembuluh darah," terang Laila.
Untuk memastikan, bisa diukur dengan grafik yang dihitung dengan tinggi badan dan berat badan sesuai usia anak.
Bila mengalami gizi buruk, penanganannya dilakukan secara bertahap. Dimulai dari pemberian asupan makan yang baik sampai berat badan bertambah secara perlahan. Selain itu, bila ada penyakit lain juga harus ditangani.
"Misalnya ada masalah saluran cerna, ya itu juga harus ditangani karena percuma ngasih makanan banyak kalau saluran cernanya enggak baik," jelas Laila.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.