Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Psikosomatis, Penyakit Fisik yang Disebabkan Pikiran

KOMPAS.com - Gangguan fisik yang menimpa tubuh kita ternyata juga bisa disebabkan dan diperparah oleh kondisi mental atau emosional kita.

Kondisi tersebut dikenal dengan nama psikosomatis. Gangguan psikosomatis atau psikologis-fisiologis ini bisa menyebabkan penyakit atau memperburuk penyakit yang sudah ada sebelumnya dalam diri seseorang.

Penyakit psikosomatik berasal dari stres emosional dan bermanifestasi dalam tubuh sebagai rasa sakit fisik dan gejala lainnya.

Banyak orang mengira kondisi psikosomatik adalah khayalan atau hanya ada dalam pikiran penderitanya.

Padahal, gejala fisik dari psikosomatik itu nyata dan memerlukan perawatan seperti penyakit lainnya.

Hubungan mental dan penyakit fisik

Selalu ada aspek mental pada setiap penyakit fisik. Bagaimana kita bereaksi terhadap penyakit dan bagaimana kita mengatasi penyakit sangat bervariasi dari orang ke orang.

Misalnya ketika seseorang mengalami penyakit mental, mereka mungkin jadi tidak nafsu makan, malas beraktivitas, atau enggan mengurus diri sendiri.

Akibatnya, beragam masalah atau penyakit fisik pun jadi mudah bermunculan.

Beberapa penyakit fisik juga bisa ditimbulkan dan diperparah oleh stres dan kecemasan, seperti maag, penyakit jantung dan hipertensi.

Depresi juga dapat berkontribusi pada penyakit psikosomatik, terutama ketika sistem kekebalan tubuh telah melemah oleh stres berat.

Gejala fisik tersebut muncul karena meningkatnya aktivitas impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh.

Pelepasan hormon adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah juga bisa menyebabkan gejala fisik di atas.

Beberapa riset juga membuktikan bahwa otak dapat memengaruhi sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang terlibat dalam berbagai penyakit fisik.

Pengobatan

Melansir laman Medical Net, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala psikosomatis. Berikut cara tersebut:

1. Psikoterapi

Dalam teknik pengobatan ini, dokter dan pasien memiliki interaksi tentang status mental dan gaya hidup yang dialami pasien.

Interaksi ini membantu terapis untuk menganalisis penyakit mental tertentu yang diderita pasien, untuk menyediakan terapi yang tepat.

2. Psikoanalisis

Terapi ini digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan kecemasan. Ini adalah proses panjang yang melibatkan dua hingga lima sesi per minggu selama beberapa tahun.

Dalam sesi terapi ini, dokter atau terapis akan membuat catatan tentang kenangan masa kecil pasien dan mimpi yang memiliki andil dalam kondisi mental pasien.

3. Terapi perilaku kognitif

Terapi ini berfokus pada pemeriksaan pikiran dan keyakinan pasien yang memengaruhi kondisi mentalnya.

Cara ini membantu untuk mengatasi perasaan pasien yang menyebabkan perubahan dalam perilakunya utnuk mengatasi situasi negatif seperti depresi, kemarahan, fobia, sakit kronis, dan sebagainya.

4. Terapi Electroconvulsive (ECT)

Terapi ini biasanya diterapkan pada pasien dengan depresi berat dan kondisi mental lainnya.

Sesi terapi melibatkan transisi arus listrik yang stabil melalui otak,untuk memicu aktivitasnya untuk meredakan gejala penyakit mental.

ECT diberikan untuk jangka waktu satu bulan dengan interval tertentu. Terapi ini diklaim lebih aman dan lebih efektif dibandingkan pengobatan menggunakan obat-obatan.

5. Hipnoterapi

Terapi ini menggunakan hipnosis atau rangsangan bawah sadar seseorang agar mudah diarahkan untuk memahami keadaan pikiran pasien.

Hipnoterapi digunakan untuk mengobati gangguan terkait stres seperti insomnia dan kondisi lainnya, eksim, dan sebagainya.

6. Terapi abreaksi

Terapi ini digunakan untuk menghilangkan emosi yang terkait dengan peristiwa traumatis.
Durasi yang dibutuhkan untuk terapi ini lebih lama jika dibandingkan dengan terapi lain, dan tidak digunakan secara luas.

7. Terapi akupuntur

Prinsip dasar terapi ini adalah menstimulasi titik-titik dalam tubuh dengan menggunakan jarum, untuk memperbaiki penyimpangan dalam aliran energi melalui saluran yang dikenal sebagai meridian.

Terapi ini terutama digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi. Sesi terapi dapat bervariasi berdasarkan bantuan pasien dari faktor stres.

https://health.kompas.com/read/2020/01/10/193200968/mengenal-psikosomatis-penyakit-fisik-yang-disebabkan-pikiran

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke