KOMPAS.com – Ada anggapan dalam masyarakat bahwa wanita yang melahirkan secara caesar telah gagal menjadi ibu karena tidak merasakan rasa sakit melahirkan secara normal.
Merespon hal tersebut, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Bima Suryantara, Sp.OG (K), menilai anggapan wanita melahirkan dengan operasi caesar belum menjadi ibu seutuhnya tidaklah tepat.
Pasalnya, kata Bima, persalinan normal atau secara caesar hanyalah metode persalinan, bukan patokan keberhasilan seorang wanita menjadi ibu seutuhnya.
“Normal atau caesar itu hanyalah cara persalinan,” kata Bima saat diwawancara Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).
Bima menganjurkan para wanita yang sedang mempersiapkan masa persalinan khususnya, tidak terlalu memikirkan stigma tersebut.
Menurut dia, cara persalinan apapun baik ditempuh di mana tujuanya yang terpenting adalah ibu dan bayi tetap sehat.
Pertimbangan melahirkan secara caesar
Bima menerangkan ibu hamil yang menginginkan bersalin secara normal bisa juga direkomendasikan oleh dokter untuk menempuh persalinan caesar.
Hal itu bisa terjadi dengan pertimbangan tiga faktor, yakni faktor ibu, janin atau bayi, dan faktor plasenta atau ari-ari.
1. Faktor ibu
Bima menjelaskan ada sejumlah kondisi pada seorang ibu sehingga direkomendasikan untuk menjalani persalinan secara caesar, di antaranya:
2.Faktor janin
Berikut beberapa kondisi janin sehingga dokter merekomendasikan seorang ibu hamil untuk melahirkan secara caesar:
3. Faktor plasenta
Bima menjelaskan, untuk Faktor plasenta, di antaranya adalah:
https://health.kompas.com/read/2020/01/19/060000568/benarkah-melahirkan-secara-caesar-buat-wanita-belum-jadi-ibu-sempurna-