Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecanduan Nikotin: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa merokok merupakan gaya hidup tak sehat yang harus kita hindari.

Selain itu, merokok juga bisa membuat kita kecanduan nikotin yang berefek fatal bagi kesehatan kita.

Nikotin bisa menjadi racun bagi tubuh yang meningkatkan risiko stroke, kanker, penyakit jantung dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Namun, seseorang yang telah mengalami ketergantungan nikotin sangat sulit untuk berhenti mengonsumsi zat tersebut meski telah mengetahui risiko yang akan ditanggungnya.

Nikotin memang memberi efek fisik dan perubahan suasana hati di otak yang terasa menyenangkan. Sayangnya, efek itu hanya berlangsung sementara.

Gejela ketergantungan nikotin

Bagi sebagian orang, mengonsumsi tembakau dalam jumlah berapa pun dapat dengan cepat menyebabkan ketergantungan nikotin.

Melansir Mayo Clinic, berikut ciri-ciri orang yang telah mengalami ketergantungan nikotin:

  • Tidak bisa berhenti merokok.
  • Mengalami gejala penarikan ketika mencoba untuk berhenti merokok
  • Tetap merokok meskipun ada masalah kesehatan.

Gejala Penarikan

Mereka yang telah kecanduan nikotin akan susah untuk berhenti merokok karena adanya gejala penarikan nikotin.

Gejala penarikan ini biasanya terjadi dalam waktu 30 menit usai terakhir kali kita menggunakan nikotin dan memuncak dalam dua hingga tiga hari. Berikut gejala-gejala penarikan nikotin yang kerap terjadi:

  • Keinginan intensif untuk menggunakan nikotin
  • kesemutan di tangan dan kaki
  • berkeringat
  • mual dan kram perut
  • sembelit 
  • sakit kepala
  • batuk
  • sakit tenggorokan
  • insomnia
  • kesulitan berkonsentrasi
  • kegelisahan
  • sifat lekas marah
  • depresi
  • pertambahan berat badan.

Lalu, apa yang membuat nikotin menimbulkan sensasi candu?

Nikotin adalah bahan kimia dalam tembakau yang memiliki sifat adiktif. Ketika kita menghirup asap tembakau, nikotin akan masuk ke dalam darah dan otak hanya dalam hitungan detik setilah kita menghirupnya.

Di otak, nikotin meningkatkan pelepasan bahan kimia otak atau neurotransmiter yang berfungsi membantu mengatur suasana hati dan perilaku.

Salah satu neorutransmitter yang dilepaskan saat nikotin memasuki otak adalah dopamin.

Hal ini akan membuat suasana hati meningkat dan timbul perasaan senang.

Efek inilah yang membuat kita sulit untuk berhenti merokok dan kecanduan nikotin.

Mengatasi kecanduan nikotin

Melansir Healthline, ada berbagai metode yang bisa diterapkan untuk mengatasi kecanduan nikotin. Berikut metode tersebut:

1. Pemberian obat

Beberapa obat dapat membantu kita untuk berhenti merokok. Obat-obat tersebut bekerja dengan mengurangi keinginan untuk merokok.

Metode ini bisa dilakukan dengan terapi penggantian nikotin melalui pemberian Nicotine Patch, permen karet nikotin, semprotan hidung, atau inhaler.

Selain terapi pengganti nikotin, dokter terkadang memberikan antidepresan untuk meningkatkan produksi dopamin.

2. Konseling dan dukungan psikologis

Riset membuktikan bahwa terapi pengganti nikotin dan pemberian obat akan efektif jika dibarengi dengan konseling dan perawatan psikiatris.

Cara ini dapat membantu orang-orang dengan ketergantungan nikotin mengatasi aspek-aspek psikologis saat mengalami gejala penarikan, seperti suasana hati yang buruk dan mudah marah.

3. Perawatan rumah

Pengobatan untuk kecanduan nikotin sebagian besar berfokus pada peningkatan kemampuan diri dalam melalui gejala penarikan. Agar sukses melalui gejala penarikan, kita bisa melakukan hal berikut:

Pilih camilan yang membuat mulut dan tangan sibuk dan buang semua produk tembakau dari rumah dan kendaraan pribadi.

Hindari situasi yang bisa memicu kambuh, seperti menjauhi area yang dipenuhi dengan banyak orang merokok.

Tetapkan tujuan kecil dan hadiahi diri sendiri ketika berhasil memenuhi tujuan tersebut.

Selain cara tersebut, kita bisa menggunakan metode hipnoterapi dan akupuntur untuk mengatasi kecanduan nikotin.

https://health.kompas.com/read/2020/03/14/060000368/kecanduan-nikotin--gejala-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke