KOMPAS.com - Minum kopi memang bisa menjadi solusi saat tubuh merasa mengantuk atau tak berenergi.
Sayangnya, manfaat tersebut tak bisa kita dapatkan secara optimal jika kita mengonsumsi kopi instan.
Kopi instan memang lebih praktis, murah, dan cara pembuatannya pun tak membutuhkan waktu lama dari pada kopi biasa.
Namun, di dalam kopi instan terdapat zat yang bisa membahayakan kesehatan.
Kopi instan mengandung akrilamida yang sangat tinggi. Zat kimia tersebut terbentuk ketika proses pemanggangan biji kopi.
Bahan kimia ini juga biasa ditemukan di berbagai makanan, asap, barang-barang rumah tangga, dan produk perawatan pribadi.
Kandungan akrilamida dalam kopi instan kopi instan bisa dua kali lebih besar daripada kopi biasa.
Paparan akrilamida yang berlebihan dapat merusak sistem saraf dan meningkatkan risiko kanker.
Mengenal akrilamida
Akrilamida adalah senyawa kristal berwarna putih dan tidak berbau. Bahan kimia ini biasanya digunakan untuk untuk membuat plastik dan mengolah air limbah.
Awalnya, ilmuwan menemukan zat ini pada asap rokok, produk perawatan pribadi dan barang-barang rumah tangga.
Pada tahun 2002, ilmuwan Swedia juga menemukannya dalam berbagai makanan, termasuk makanan yang dipanggang dan kopi instan.
Para ilmuwan percaya akrilamida dalam makanan terbentuk ketika gula dan asam amino dipanaskan di atas suhu 120 derajat celcius.
Pada kopi, zat ini terbentuk ketika biji kopi dipanggang.
Akrilamida dalam kopi instan
Riset 2013 yang menganalisis 42 sampel kopi, termasuk 11 kopi instan dan tiga kopi reguler.
Dalam riset tersebut, peneliti menemukan kandungan akrilamida dalam kopi instan 100 persen lebih banyak daripada kopi reguler.
Peneliti juga menemukan kadar akrilamida memuncak pada awal proses pemanggangan dan kemudian menurun.
Jadi, biji kopi yang berwarna lebih terang memiliki lebih banyak akrilamida daripada biji kopi yang dipanggang lebih lama.
Paparan akrilamida dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan sistem saraf serta memicu kanker.
Sangat sulit untuk mendapatkan secangkir kopi yang tidak mengandung akrilamida. Namun, bukan berarti kita harus berhenti mengonsumsi kopi untuk menghindari paparan akrilamida.
Pasalnya, kopi juga memiliki segudang manfaat yang baik untuk kesehatan jika kita mengonsumsinya dalam jumlah wajar.
Menurut Ahli gizi Ashley Reaver, kandungan antioksidan dalam kopi membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu memerangi inflamasi. Namun, manfaat tersebut bisa kita dapatkan jika mengonsumsi kopi dalam jumlah wajar dan tanpa tambahan pemanis buatan.
"Secangkir atau dua cangkir kopi per hari membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh," ucap Reaver
Kandungan antioksidan di dalam kopi juga membantu mengurangi risiko jenis kanker tertentu, masalah kesehatan jantung, diabetes, osteoporosis dan penyakit neurologis.
Untuk mengurangi paparan akrilamida, sebaiknya kita lebih memilih konsumsi kopi reguler daripada kopi instan.
Selain itu, pilihlah kopi yang dipanggang dalam waktu lama agar kandungan akrilamida di dalamnya berkurang.
https://health.kompas.com/read/2020/05/14/030000868/benarkah-kopi-instan-buruk-untuk-kesehatan-