Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Penyebab Obesitas pada Anak dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com – Melihat anak yang memiliki badan gemuk sepintas begitu menyenangkan dan menggemaskan.

Namun jika disadari lebih jauh, para orangtua atau orang dewasa sepatutnya merasa cemas ketika mendapati seorang anak yang mengalami kegemukan atau obesitas.

Pasalnya, kegemukan dan obesitas pada anak adalah bom waktu yang siap meledakkan sejumlah persoalan kesehatan di kemudian hari.

Anak-anak yang kelebihan berat badan menjadi lebih rentan mengalami sejumlah masalah kesehatan baik secara fisik maupun psikologis berikut:

  • Diabetes mellitus tipe 2
  • Gangguan metabolisme
  • Peningkatan kadar kolesterol
  • Peningkatan tekanan darah atau mengalami hipertensi
  • Gangguan jantung
  • Gangguan napas
  • Kehilangan percaya diri
  • Mengalami bullying
  • Depresi

Untuk itu, diperlukan upaya sungguh-sungguh dari semua pihak untuk dapat mencegah kegemukan dan obesitas pada anak.

Penyebab obesitas pada anak dan cara mengatasinya

Penyebab kegemukan dan obesitas pada anak belum diketahui secara pasti hingga kini.

Tapi, berbagai penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa penyebab kegemukan dan obesitas pada anak adalah bersifat multifaktor.

Melansir Buku Obesitas pada Anak (2009) oleh dr. Genis Ginanjar Wahyu, ada tiga faktor yang diketahui berperan besar dapat meningkatkan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak, yakni faktor genetik (keturunan), pola aktivitas, dan pola makan.

Berikut ini penjelasannya:

1. Faktor genetik

Keterlibatan faktor genetik dalam meningkatkan faktor risiko kegemukan dan obesitas diketahui berdasarkan fakta adanya perbedaan kecepatan metabolisme tubuh antara satu individu dengan individu lainnya.

Anak yang memiliki kecepatan metabolisme lebih lambat alhasil memiliki risiko lebih besar dalam menderita kegemukan dan obesitas.

Pelbagai penelitian mengungkap fakta bahwa beberapa gen terlibat dalam hal ini.

Kegemukan dan obesitas pada anak sendiri merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi kalori yang dibakar pada proses metabolisme di dalam tubuh.

Selain itu, latar belakang ras juga berkaitan dengan perbedaan kecepatan metabolisme tubuh.

Di Amerika Serikat (AS), rasa kulit putih pada periode prapubertas memiliki kecepatan metabolisme yang lebih besar dibanding sebaya mereka dari ras kulit hitam.

Jadi, ras kulit hitam di AS cenderung lebih rentan menderita kegemukan dan obesitas ketimbang ras kulit putih.

Meski demikian, tidak sedikit ahli kesehatan yang menilai bahwa faktor genetik bukanlah hal utama dalam peningkatan risiko kegemukan dan obesitas pada anak.

Anggapan tersebut mengacu pada fakta bahwa tidak terdapat perubahan genetik yang bermakna pada manusia selama kurun waktu tiga dasawarsa terakhir, sedangkan peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas di seluruh dunia menunjukkan fenomena sebaliknya.

Fakta mengenai genetika bukanlah faktor risiko utama bagi kegemukan dan obesitas pada anak, memberi pesa kuat bagi para orangtua untuk tidak bersikap pasif dan cenderung menyalahkan garis keturunan ketika anak mengalami kegemukan atau obesitas.

Sebaliknya, para orang semestinya lebih aktif mencegah kegemukan dan obesitas pada anak dengan cara membatasi asupan kalori dalam menu hariannya, serta memotivasi anak lebih aktif bergerak atau berolahraga.

2. Faktor fisik

Pola aktivitas yang minim turut berperan besar dalam peningkatan risiko kegemukan dan obesitas pada anak.

Kegemukan dan obesitas lebih mudah diderita anak yang kurang melakukan aktivitas fisik maupun olahraga karena jumlah kalori yang dibakar cenderung lebih sedikit daripada kalori yang diperoleh dari makanan.

Kelebihan kalori di dalam tubuh akan disimpan menjadi lemak.

Jadi, bagi para orangtua sangat penting untuk mendorong anak agar tetap aktif bergerak.

Seperti yang telah dipahami bersama, bahwa sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bermain.

Bermain bagi anak semestinya bukan sekadar aktivitas fisik biasa, melainkan dapat menjadi sarana belajar yang menyenangkan dan berolahraga secara tidak langsung.

Hal penting yang harus diperhatikan para orangtua ataupun pengasuh anak adalah sikap cermat dalam memilih jenis permainan bagi anak sesuai dengan jenis kelamin dan usia.

Selain itu, tidak kalah penting, orangtua atau pengasuh dapat memilihkan permainan yang aman dan menyehatkan anak.

Nah, permainan tradisional, seperti gobak sodor, petak umpet, galasin, sepak bola, dan sebaiknya pada umumnya memenuhi seluruh kriteria itu.

Permainan semacam ini sangat bermanfaat untuk melatih kekuatan otot dan fisik secara keseluruhan, kemampuan komunikasi, sosialisasi, serta sangat menyehatkan bagi anak.

Di zaman sekarang ini, para orangtua tentu harus lebih pandai untuk dapat membuat anak jangan sampai lebih memilih melakukan permainan yang cenderung minum gerak, seperti bemain video game di handphone atau hanya menonton televisi.

Jadi, orangtua jangan ragu untuk mengambil gadget atau mematikan saluran televisi manakala melihat anak sudah terlalu lama berkutat dengan benda tersebut.

3. Faktor pola makan

Selain faktor genetik dan pola aktivitas, pola makan juga berperan besar dalam peningkatan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak.

Makanan yang mesti dihindari untuk mencegah kegemukan dan obesitas pada anak adalah yang tinggi kadar kalorinya, rendah serat, dan minim kandungan gizinya.

Para orangtua memiliki peran penting dalam membentuk kebiasaan dan pola makan anak-anak.

Anak sering kali bersikap pasif dan hanya mengonsumsi makanan yang disediakan oleh orangtua masing-masing.

Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila para orangtua aktif menggali pelbagai informasi mengenai bahan makanan maupun produk makanan yang aman dan sehat bagi anak.

https://health.kompas.com/read/2020/08/05/163100868/3-penyebab-obesitas-pada-anak-dan-cara-mengatasinya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke