KOMPAS.com - Banyak cara untuk mencegah kehamilan atau kerap dikenal sebagai metode kontrasepsi. Salah satu yang bisa dilakukan secara alami adalah senggama terputus.
Senggama terputus sendiri merupakan metode kontrasepsi tertua di dunia yang juga dikenal dengan istilah ejakulasi di luar vagina.
Namun, efektifkan metode kontrasepsi ini?
Meski ejakulasi terjadi di luar vagina, ketika terjadi hubungan seksual tanpa menggunakan kondom atau penghalang lainnya, cairan dari penis bisa saja masuk ke vagina tanpa disadari.
Banyak orang menyebut cairan ini dengan istilah "precum".
Melansir dari Verywell Family, precum atau juga dikenal denga pra-ejakulasi adalah cairan keputihan yang keluar dari ujung penis selama gairah seksual tetapi sebelum ejakulasi penuh.
Cairan mirip air mani ini biasanya berfungsi untuk pelumasan.
Meski berfungsi sebagai pelumas, cairan ini terkadang juga membawa sperma.
Ini menyebabkan kadang kala meski telah melakukan senggama terputus, ada kemungkinan terjadinya kehamilan.
Dikutip dari Medical News Today, sebuah studi tentang kandungan sperma dalam cairan pra-ejakulasi menemukan bahwa sejumlah pria memiliki sperma motil (dapat berenang bebas) dalam sampel yang diteliti.
Hasil studi itu menemukan 11 dari 27 sperma dalam cairan precum.
Kefektifan senggama terputus
Dibanding dengan metode kontrasepsi lain, senggama terputus dianggap paling tidak efektif.
Itu karena menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan bahwa metode ini memiliki tingkat kegagalan 22 persen.
Kemungkinan hamil dari cairan precum ini diperkirakan 4 dari 100 kasus.
Artinya, meskipun relatif rendah, kehamilan masih mungkin terjadi jika melakukan metode kontrasepsi tersebut.
https://health.kompas.com/read/2020/10/03/210400868/bisakah-hamil-akibat-cairan-pra-ejakulasi-