Menurut Women's Health, sebanyak 90 persen wanita pernah mengalami sindrom pra-menstruasi atau premenstrual syndrom menjelang haid.
Wanita bisa mengalami PMS dengan derajat gejala berbeda, bisa ringan sampai perlu beristirahat untuk sementara waktu.
Berikut penjelasan lebih lanjut arti PMS, tanda-tanda PMS, sampai cara meredakan sakit karena PMS.
Apa itu PMS?
Sindrom pra-menstruasi atau PMS adalah kombinasi dari gejala fisik dan emosional yang dialami wanita sebelum haid.
PMS muncul setelah masa ovulasi atau terlepasnya sel telur dari indung telur, sampai sebelum haid.
Pada momentum itu, wanita yang tidak dibuahi atau tidak hamil mengalami penurunan hormon estrogen dan progesteron secara drastis.
Penelitian membuktikan, sebanyak tiga dari empat wanita mengalami PMS paling tidak sekali seumur hidup.
Kabar baiknya, sebagian besar wanita hanya mengalami gejala PMS yang ringan.
Wanita yang mengalami gejala PMS parah kurang dari lima persen. Kondisi tersebut bisa dipicu gangguan dysphoric pramenstruasi.
PMS umumnya dialami wanita:
Gejala PMS umumnya juga memburuk seiring pertambahan usia. Wanita berusia akhir 30-an dan 40-an, atau yang mendekati masa menopause bisa mengalami PMS lebih berat.
Gejala dan tanda PMS secara fisik di antaranya:
Sedangkan tanda-tanda PMS secara emosional di antaranya:
Konsultasikan ke dokter apabila gejala dan tanda-tanda PMS di atas sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Cara meredakan sakit karena PMS
PMS sebenarnya bukan penyakit, namun bisa menimbulkan rasa sakit atau kurang nyaman sampai mengganggu kegiatan sehari-hari.
Tapi, jangan khawatir. Melansir WebMD, banyak cara meredakan sakit karena PMS yang bisa dijajal. Antara lain:
Jika sakit PMS terasa mengganggu, minta dokter untuk memberikan obat untuk mengatasinya.
Selain itu, diskusikan dengan dokter terkait perlu atau tidaknya tambahan vitamin dan mineral seperti asam folat, magnesium, vitamin B-6, vitamin E, dan vitamin D.
https://health.kompas.com/read/2020/11/06/160400268/apa-itu-pms-pada-wanita-