KOMPAS.com – Frekuensi buang air besar (BAB) antara satu orang dengan orang lainnya bisa berbeda.
Ada orang yang terbiasa BAB sehari sekali.
Sementara, ada orang yang BAB dua hari sekali.
Jadi, sebenarnya tidak ada aturan baku tentang berapa kali seseorang harus BAB dalam sehari.
Merangkum Health Line, urusan BAB memang bisa dibilang sangat individual.
Di mana, selain frekuensi, jumlah kotoran yang dibuang masing-masing orang bisa berbeda.
Perbedaan tersebut setidaknya dipengaruhi oleh tiga hal berikut:
Namun, ada satu hal yang pasti sama dalam aktivitas pencernaan ini, yakni setiap orang tidak disarankan untuk terbiasa menahan BAB.
Pasalnya, kebiasaan itu bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Bahaya menahan BAB
Terkadang, kita mungkin sudah kebelet BAB, tapi waktunya tidak tepat secara sosial atau merasa malu untuk melakukannya di tempat umum.
Melansir Medical News Today, jika hal itu dilakukan sesekali mungkin tidak jadi berbahaya.
Tapi, orang yang memiliki kebiasaan menahan BAB dapat mengalami masalah kesehatan serius.
Berikut ini beberapa bahaya menahan BAB terlalu sering:
1. Sebabkan sembelit
Menghindari BAB yang pasti dapat menyebabkan sembelit.
Saat BAB ditahan, feses yang kandungan utamanya adalah air dapat menjadi keras dan kering.
Hal itu bisa terjadi karena usus bagian bawah menyerap air dari tinja yang menumpuk di rektum.
Alhasil, feses dengan sedikit air menjadi lebih sulit untuk dikeluarkan karena berubah keras.
Hal itu bisa memicu nyeri perut yang menjadi gejala sembelit.
2. Ambeien
Berawal dari sembelit, lama kelamaan kebiasaan menunda BAB yang tak ditinggalkan dapat berujung pada ambeien atau wasir.
Meski jarang menimbulkan komplikasi berbahaya, ambeien tetap saja bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga patut diantisipasi.
3. Picu inkontinensia feses
Dalam situasi yang lebih parah, menahan BAB dapat menyebabkan inkontinensia feses.
Inkontinensia feses adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu megendalikan BAB. Di mana, bisa terjadi BAB tanpa disadari atau diinginkan.
Tingkat keparahan inkontinensia feses dapat berkisar dari sedikitnya feses yang keluar secara tidak sengaja hingga usus yang kehilangan kontrol.
4. Sebabkan impaksi feses maupun perforasi gastrointestinal
Sembelit berlarut-larut yang bisa ditimbulkan akibat kebiasaan Manahan BAB bukan hanya bisa menyebabkan ambeien.
Kondisi medis tersebut juga bisa dapat menyebabkan impaksi feses maupun perforasi gastrointestinal.
Impaksi feses adalah kondisi ketika feses yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum.
Kondisi ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti pembengkakan pada rektum hingga inkontinensia usus yang bisa jadi harus ditangani lewat operasi.
Sedangkan, perforasi gastrointestinal adalah munculnya lubang di dinding saluran cerna atau usus pecah.
5. Peregangan pada rektum
Menahan kotoran juga dapat menyebabkan distensi atau peregangan pada rektum.
Jika orang tersebut kehilangan sensasi di dalam rektum atau disebut hiposensitivitas rektal, mereka mungkin mengalami episode inkontinensia.
6. Kanker usus
Jika menahan BAB sudah menjadi kebiasaan, maka risiko yang paling berbahaya adalah mengalami kanker usus besar.
Kondisi ini bisa saja terjadi karena feses yang lama tertahan di dalam usus akan berkontak lama dengan sel-sel permukaan usus besar.
Apabila di dalam feses tersebut terkandung zat toksik atau karsinogenik, maka risiko kanker usus besar menjadi semakin besar.
Penulis studi yang diterbitkan dalam Danish Medical Journal pada 2015 menunjukkan bahwa peningkatan beban tinja di usus besar dapat meningkatkan jumlah bakteri dan membuat peradangan usus besar jangka panjang.
Peradangan ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar.
Temuan penelitian juga menunjukkan hubungan antara menahan kotoran dan usus buntu dan wasir.
7. Fisura ani
Melansir WebMD, menahan BAB dapat menyebabkan feses mengeras, menumpuk, berukuran besar, kemudian mengikis atau merobek jaringan kulit juga mukosa yang melapisi saluran maupun lubang anus.
Gangguan medis ini dikenal fisura ani.
Fisura ani dapat menimbulkan sensasi terbakar atau gatal pada anus.
Pada beberapa kasus, kondisi tersebut bisa memicu keluarnya cairan berbau busuk dan menyengat dari anus.
https://health.kompas.com/read/2020/12/15/200300968/7-bahaya-menahan-bab-yang-perlu-diwaspadai