KOMPAS.com – Amandel sebenarnya bukanlah suatu penyakit.
Amandel atau tonsil adalah dua kelenjar getah bening yang terletak di belakangan kiri dan kanan tengorokan.
Amandel berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dan membantu mencegah tubuh terkena infeksi.
Nama penyakit yang kerap menyerang kelenjar ini melainkan adalah tonsilitis atau radang tonsil atau radang amandel.
Tapi, banyak orang Indonesia kiranya sudah terlanjur hanya menyebut amandel untuk menjelaskan adanya masalah kesehatan (peradangan) pada dua bantalan jaringan di tenggorokan itu.
Tonsilitis dapat terjadi pada semua usia. Tapi, penyakit ini kebanyakan terjadi pada anak-anak.
Radang amandel paling sering didiagnosis pada anak-anak dari usia prasekolah hingga pertengahan remaja.
Gejala amandel sesuai jenisnya
Melansir Health Line, berdasarkan lama gejala yang bisa muncul, tonsilitis dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yakni tonsilitis akut, tonsilitis kronis, dan tonsulitis berulang.
Dari tiga jenis tonsilitis tersebut, gejala amandel yang mungkin terjadi meliputi:
Pada anak-anak yang masih sangat kecil, mereka mungkin akan menunjukkan peningkatan sifat mudah marah, nafsu makan yang buruk, atau air liur yang berlebihan ketika mengalami tonsilitis.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai gejala amandel sesuai jenisnya:
1. Tonsillitis akut
Tonsilitis sangat umum terjadi pada anak-anak.
Faktanya, hampir setiap anak mungkin akan terkena radang amandel setidaknya satu kali.
Jika gejala berlangsung sekitar 10 hari atau kurang, itu dianggap tonsilitis akut.
Jika gejala berlangsung lebih lama atau jika tonsilitis muncul kembali beberapa kali dalam setahun, itu mungkin tonsilitis kronis atau berulang.
Tonsilitis akut kemungkinan akan membaik dengan perawatan di rumah, tetapi dalam beberapa kasus mungkin memerlukan perawatan lain, seperti antibiotik.
2. Tonsilitis kronis
Gejala tonsilitis kronis berlanjut lebih lama dari akut.
Penderitanya mungkin mengalami:
Akhirnya, puing-puing tersebut bisa mengeras menjadi batu-batu kecil.
Batu amandel mungkin dapat lepas dengan sendirinya. Tapi, dalam beberapa kasus, batu amandel perlu dikeluarkan oleh dokter.
Jika Anda menderita radang amandel kronis, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi amandel untuk mengangkat amandel dengan pembedahan.
3. Tonsilitis berulang
Seperti tonsilitis kronis, pengobatan standar untuk tonsilitis berulang adalah tonsilektomi atau operasi amandel.
Tonsilitis berulang sering didefinisikan sebagai:
Penelitian pada 2018 yang diterbitkan dalam Journal of Inflammation Research menunjukkan bahwa tonsilitis kronis dan berulang dapat disebabkan oleh biofilm di lipatan tonsil.
Biofilm adalah komunitas mikroorganisme dengan peningkatan resistensi antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi berulang.
Genetika juga bisa menjadi alasan tonsilitis berulang.
Sebuah studi pada 2019 meneliti amandel anak-anak yang mengalami tonsilitis berulang.
Studi yang diterbitkan dalam Science Translational Medicine tersebut menemukan bahwa genetika dapat menyebabkan respons kekebalan yang buruk terhadap bakteri Streptokokus grup A yang menyebabkan radang tenggorokan dan tonsilitis.
Lantas, kapan harus ke dokter?
Melansir Mayo Clinic, penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat jika seseorang, terutama anak-anak memiliki gejala yang mungkin mengindikasikan radang amandel.
Seseorang sebaiknya segera menemui dokter jika mengalami ciri-ciri amandel berikut:
Dalam kasus yang jarang terjadi, radang amandel dapat menyebabkan tenggorokan membengkak sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Jika ini terjadi, jangan tunda lagi untuk segera mengakses bantuan medis.
Sementara beberapa episode tonsilitis hilang dengan sendirinya, beberapa mungkin memerlukan perawatan lain.
https://health.kompas.com/read/2021/01/09/100700768/13-gejala-amandel-yang-perlu-diwaspadai