Marah yang dikelola dengan baik dapat membuat seseorang berpikir lebih rasional.
Namun, marah bisa merusak kesehatan apabila terlalu meledak-ledak atau dipendam sampai akhirnya meledak.
Melansir Kid’sHealth, penyebab marah bisa beragam. Antara lain saat sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan atau harapan. Atau, bisa juga karena sulit mencapai suatu tujuan.
Apa yang terjadi dengan tubuh saat seseorang marah?
Dilansir dari BetterHealth, amarah dapat memicu respons stres tubuh seperti dalam kondisi emosi orang yang takut, gembira, dan cemas.
Saat berhadapan dengan sumber kemarahan, kelenjar adrenal membanjiri tubuh dengan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.
Otak pun mengubah fokus aliran darah dari usus menunju ke otot agar tubuh lebih terjaga.
Sebagai imbasnya denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh meningkat. Setelah itu seseorang jadi berkeringat dan pikirannya lebih fokus.
Sayangnya, marah berlebihan tidak baik untuk kesehatan. Banjir hormon stres ke seluruh tubuh dalam waktu lama memicu perubahan metabolisme dan merusak sistem tubuh.
Beberapa efek buruk marah berlebihan bagi tubuh dalam jangka pendek antara lain:
Apabila dibiarkan, kebiasaan marah dan marah berlebihan dapat meningkatkan risiko serangan jantung sampai stroke.
Marah yang tidak sehat
Ada beberapa tanda kebiasaan marah kita sudah memasuki level tidak sehat, antara lain:
Cara menghadapi orang marah
Menghadapi orang yang dikuasai amarah terkadang juga dapat menggoyahkan emosi dan membuat kita marah.
Ada beberapa cara yang bisa dijajal agar kondisi panas ini tidak memicu pecahnya konflik terbuka, antara lain:
Apabila Anda merasa sulit mengendalikan marah, coba temui konselor atau psikolog untuk mencari solusi paling tepat bagi masalah emosi ini.
Selain itu, coba rutin berlatih teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi dan rutin berolahraga.
https://health.kompas.com/read/2021/01/24/200200268/kenali-marah-yang-sehat-dan-tidak-sehat