KOMPAS.com - Praktik menggerus obat memang sudah diterima dalam kalangan medis dan menjadi hal biasa.
Ada beberapa penyebab praktik ini dilakukan, antara lain mendapatkan dosis yang sesuai, kemudahan pasien menelan obat, dan lain sebagainya.
Namun, ternyata tidak semua obat boleh digerus.
Berdasarkan artikel jurnal berjudul “Oral Dosage Forms that Should Not Be Crushed or Chewed” menggerus obat dapat secara substansial mengubah farmakokinetiknya, atau efek obat terhadap tubuh.
Misalnya, kasus pemberian obat terhadap pasien dengan selang nasogastrik.
Karena ketidakmampuan untuk menelan makanan, pasien terpaksa diberi obat yang digerus melalui selang nasogastrik.
Praktik ini memiliki risiko mengubah farmakokinetik obat.
Menggerus obat secara sembarangan juga dapat menyebabkan rasa yang buruk.
Beberapa obat secara inheren bersifat korosif pada mukosa mulut dan/atau saluran pencernaan bagian atas.
Obat jenis ini tidak disarankan untuk digerus karena rasanya sangat pahit dan mampu menodai mukosa mulut dan gigi.
Terakhir, beberapa obat berpotensi karsinogenik dan memerlukan penanganan terbatas oleh tenaga medis.
Menghancurkan obat yang memiliki potensi karsinogenik atau teratogenik, misalnya antineoplastik, tidak dapat mengubah farmakokinetiknya, tetapi dapat menyebabkan aerosolisasi partikel.
Apabila terhirup, partikel obat yang melayang di udara ini dapat membahayakan.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi obat bentuk suspensi cair apabila pasien tidak dapat menelan makanan.
Merangkum dari artikel berjudul “Medications that should not be crushed”, berikut ini beberapa jenis obat yang tidak diperbolehkan untuk digerus.
1. Tablet pelepasan termodifikasi
Tablet pelepasan termodifikasi atau modified release tablets adalah jenis obat yang telah dimodifikasi sehingga memiliki kecepatan pelepasan terkontrol.
Tujuan dari tablet ini adalah mengatur pelepasan tablet dalam tubuh.
Ada dua jenis obat ini, yakni sustained release dan delayed release.
Tablet sustained release merupakan tablet yang pelepasannya lebih lambat daripada tablet pada umumnya.
Sementara itu, delayed release tablet merupakan tablet yang pelepasannya pada jeda waktu tertentu.
Apabila tablet jenis ini digerus, formula di dalamnya akan rusak dan mengubah farmakokinetiknya.
Contoh tablet pelepasan termodifikasi adalah metformin untuk pasien diabetes.
Berbeda dengan metformin biasa, metformin dengan pelepasan termodifikasi hanya perlu dikonsumsi sekali atau dua kali dalam sehari karena pelepasan yang lamban.
2. Tablet salut enterik
Tablet dengan salut enterik dirancang untuk melindungi khasiat dalam obat agar tidak rusak ketika berinteraksi dengan asam lambung.
Selain itu, tablet ini dibuat untuk melindungi saluran cerna dari iritasi yang bisa ditimbulkan saat obat bersentuhan dengan dinding saluran cerna.
Apabila tablet jenis ini digerus, akan berakibat merusak salut enterik tersebut.
Salah satu obat yang masuk dalam kategori ini adalah tablet yang menekan produksi asam lambung, seperti pantoprazole.
3. Tablet salut gula
Obat salut gula atau sugar-coated merupakan tablet yang dirancang dengan polimer atau lapisan gula untuk melindungi mukosa dari iritasi.
Tablet jenis ini tidak boleh digerus karena akan merusak salut gula.
Misalnya, obat nystatin yang digunakan untuk pasien infeksi jamur, khususnya infeksi jamur Candida.
4. Tablet sublingual
Tablet ini dirancang agar obat cepat larut untuk penyerapan yang lebih baik, sehingga mencapai aliran darah dalam waktu yang lebih singkat.
Apabila digerus, tablet ini akan rusak dan malah diserap tubuh lebih lambat.
Biasanya, ini digunakan untuk obat golongan nitrat, seperti isosorbid dinitrat atau nitrogliserin.
5. Obat kemoterapi
Formulasi lain yang dapat menimbulkan masalah jika dihancurkan adalah obat dengan potensi karsinogenik.
Hal ini bukan disebabkan oleh karakteristik farmakokinetiknya yang dimodifikasi, tetapi karena risiko yang ditimbulkannya.
Beberapa bahan aktif, seperti warfarin atau levothyroxine, jika digerus akan berpotensi menyebabkan aerosolisasi partikel yang dapat membahayakan orang di sekitar pasien.
https://health.kompas.com/read/2021/05/22/060000668/jangan-sembarangan-inilah-5-jenis-obat-yang-tidak-boleh-digerus