KOMPAS.com - Disleksia adalah kesulitan belajar yang mengganggu kemampuan membaca dan menulis.
Dilansir dari Medical News Today, disleksia melibatkan cara otak memproses simbol grafis dan suara kata-kata.
Kondisi ini biasanya mempengaruhi pengenalan kata, ejaan, dan kemampuan untuk mencocokkan huruf dengan suara.
Meskipun merupakan kondisi neurologis, disleksia tidak ada hubungannya dengan kecerdasan.
Disleksia adalah kondisi yang umum.
Beberapa ahli percaya bahwa 5-10 persen populasi manusia hidup dengan disleksia.
Orang-orang dengan disleksia perlu mendapatkan bimbingan dan dukungan sejak dini untuk mengurangi dampak dari kondisi tersebut.
Oleh karena itu, perlu mempelajari mengenai gejala yang timbul ketika seseorang mengalami disleksia.
Merangkum dari Healthline, gejala dari disleksia biasanya berbeda-beda. Hal ini berhubungan dengan usia dan tingkat keparahan disleksia seseorang.
Berikut ini gejala disleksia berdasarkan rentang usianya.
1. Prasekolah
Tanda-tanda awal disleksia muncul sekitar usia 1 sampai 2 tahun ketika anak-anak pertama kali belajar membuat suara.
Anak-anak yang tidak mengucapkan kata pertama mereka sampai usia 15 bulan atau frase pertama mereka sampai usia 2 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena disleksia.
Namun, tidak semua orang dengan keterlambatan bicara mengalami disleksia dan tidak semua orang dengan disleksia mengalami keterlambatan bicara saat masih anak-anak.
Keterlambatan bicara hanyalah isyarat bagi orang tua untuk memperhatikan perkembangan bahasa.
Anak-anak dari keluarga dengan riwayat kesulitan membaca juga harus dipantau secara ketat untuk disleksia.
Tanda-tanda peringatan disleksia lain yang muncul sebelum usia 5 tahun meliputi:
2. TK dan kelas satu
Sekitar usia 5 atau 6 tahun, ketika anak mulai belajar membaca, gejala disleksia menjadi lebih jelas.
Anak yang berisiko mengalami gangguan membaca dapat diidentifikasi di taman kanak-kanak.
Tidak ada tes standar untuk disleksia, jadi dokter anak akan mengevaluasi gejalanya.
Tanda-tanda bahwa anak TK atau siswa kelas satu adalah sebagai berikut.
3. Kelas dua sampai kelas delapan
Banyak guru tidak terlatih untuk mengenali disleksia.
Anak-anak yang cerdas dan berpartisipasi penuh di kelas sering kali lolos karena mereka pandai menyembunyikan kesulitan membaca mereka.
Pada saat anak mencapai sekolah menengah, mereka mungkin tertinggal dalam membaca, menulis, dan mengeja.
Tanda-tanda disleksia di sekolah dasar dan sekolah menengah meliputi:
4. Masa SMA dan kuliah
Sekolah menengah dan perguruan tinggi melibatkan serangkaian tantangan baru bagi siswa dengan disleksia.
Mereka menghadapi tantangan akademis yang jauh lebih berat ketika pemahaman membaca cepat sangat penting.
Siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi diberi lebih banyak bahan bacaan.
Mereka juga harus belajar bekerja dengan beberapa guru yang berbeda, semua dengan harapan yang berbeda.
Tanpa pengobatan, disleksia masa kanak-kanak beberapa orang berlanjut hingga dewasa muda.
Orang lain akan meningkat secara alami seiring berkembangnya fungsi belajar mereka yang lebih tinggi.
Selain tanda-tanda yang sudah terlihat di masa kanak-kanak, tanda-tanda disleksia di masa dewasa muda dapat meliputi:
5. Disleksia pada orang dewasa
Tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang dewasa yang menderita disleksia.
Kurangnya definisi yang seragam tentang disleksia menyulitkan para peneliti untuk mempelajarinya.
Menurut artikel berjudul “Perspectives on dyslexia”, 5 sampai 10 persen populasi mungkin menderita disleksia.
Kondisi ini biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi terkadang banyak orang yang luput karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai hal ini.
Beberapa kasus disleksia baru diketahui saat ia sudah dewasa.
Berikut ini beberapa gejala disleksia pada orang dewasa.
https://health.kompas.com/read/2021/06/10/090000968/mengenal-gejala-disleksia-berdasarkan-rentang-usia