KOMPAS.com – Apakah hidung Anda tiba-tiba tidak bisa mencium parfum favorit Anda? Apakah Anda tidak mencium aroma makanan enak seperti dulu? Apakah aroma kopi yang baru diseduh tidak lagi membangunkan Anda di pagi hari?
Kondisi kesehatan tidak dapat mencium bau atau anosmia kerap diidentikkan dengan Covid-19.
Padahal, ada beragam kondisi yang bisa menjadi penyebab hidung tidak bisa mencium bau.
Anosmia adalah istilah medis untuk hidung tak bisa mencium bau atau hilangnya indera penciuman.
Melansir WebMD, anosmia dapat berlangsung sementara atau permanen. Perkembangan kondisinya juga dapat berlangsung cepat atau lambat.
Kehilangan indera penciuman ini bisa menyelinap pada kita lebih lambat daripada kehilangan indera pendengaran atau penglihatan.
Kondisi hidung tidak bisa mencium bau sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja.
Bukan hanya mengingatkan kita akan bau enak, indera penciuman juga diperlukan untuk menandakan bahaya seperti kebocoran gas, makanan busuk, atau kebakaran.
Karena indra penciuman kita dikendalikan oleh sensor di hidung yang terhubung ke otak, hilangnya penciuman dapat dipicu oleh berbagai kondisi mulai dari sementara hingga permanen.
1. Gejala Covid-19
Dilansir dari Cleveland Clinic, banyak individu yang dites positif Covid-19 telah melaporkan kehilangan indera perasa atau penciuman saat mereka mengalami gejala.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengidentifikasi anosmia sebagai gejala Covid-19.
Dokter di China, Korea Selatan, Italia dan Jerman telah melaporkan tingginya kasus kehilangan penciuman atau rasa pada pasien yang terinfeksi Covid-19.
2. Masalah sinus dan hidung
Melansir Health Grades, Anda mungkin sudah mengetahui bahwa salah satu penyebab paling umum hidung tidak bisa mencium bau untuk sementara waktu adalah selesma atau flu biasa (common cold).
Ketika sinus Anda membengkak atau tersumbat dengan lendir, kondisi ini memblokir reseptor bau di jaringan hidung Anda.
Untungnya, kehilangan indera penciuman akibat selesma ini biasanya berlangsung sementara. Hidung Anda biasanya akan kembali berfungsi normal setelah salesma sembuh.
Dalam beberapa kasus, infeksi sinus kronis atau alergi parah terkadang dapat menyebabkan anosmia yang berkelanjutan.
Sementara, penghalang hidung lainnya seperti polip biasanya bersifat sementara karena dapat diangkat.
3. Merokok
Selain karena baunya sendiri, rokok juga dapat mengacaukan indra penciuman Anda.
Merokok adalah salah satu bentuk polusi, dan paparan secara teratur dapat membatasi kemampuan Anda untuk mencium bau.
Kabar baiknya adalah begitu Anda berhenti merokok atau mengurangi paparan asap rokok, indra penciuman Anda biasanya akan kembali normal.
4. Gangguan sistem saraf
Karena hidung terhubung dengan baik ke otak, kehilangan penciuman bisa menjadi indikator awal bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi dengan sistem saraf Anda.
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam JAMA Neurology melaporkan bahwa kelompok lanjut usia (lansia) yang melakukan tes penciuman dengan buruk, 2,2 kali lebih mungkin memiliki masalah memori yang dapat berkembang menjadi penyakit Alzheimer.
Meskipun tidak ada sebab dan akibat langsung antara anosmia dan penyakit neurodegeneratif, jika Anda mengalami keluhan hidung tidak bisa mencium bau, ada baiknya segera berbicara dengan dokter.
5. Cedera kepala
Hidung memiliki reseptor yang bertugas mengirim informasi melalui saraf ke otak.
Anosmia bisa terjadi apabila salah satu bagian dari proses atau jalur ini rusak.
Kerusakan itu salah satunya bisa disebabkan oleh cedera kepala.
Dari gegar otak hingga operasi otak, semua jenis trauma kepala dapat memengaruhi penciuman kita ketika saraf penciuman putus, tersumbat, atau rusak.
Tergantung pada tingkat keparahan cedera, kehilangan kemampuan mencium bau ini bisa berlangsung permanen atau sementara.
Ketika indra penciuman Anda mulai kembali, biasanya itu pertanda otak dan saraf Anda sedang dalam proses penyembuhan.
6. Efek samping obat-obatan
Pernahkah Anda memperhatikan anosmia yang tercantum dalam daftar efek samping obat?
Obat-obatan tertentu seperti antibiotik, antihipertensi, dan antihistamin terkadang memang bisa menjadi penyebab hidung tak bisa mencium bau untuk sementara waktu. Biasanya hidung Anda akan kembali berfungsi setelah Anda berhenti minum obat.
7. Efek penuaan
Seperti penglihatan dan pendengaran, indera penciuman Anda secara normal akan menjadi kurang tajam seiring bertambahnya usia.
Setelah usia 60, Anda memiliki peluang lebih besar untuk kehilangan penciuman, yang juga dapat mengubah indera perasa Anda. Kombinasi ini berkontribusi pada penurunan berat badan progresif di antara lansia.
8. Efek samping terapi radiasi
Pasien yang menerima terapi radiasi untuk kanker kepala dan leher biasanya mengalami masalah dengan indera penciuman sebagai efek samping.
Hilangnya penciuman bisa bersifat sementara atau permanen saat perawatan berlanjut.
9. Paparan bahan kimia tertentu
Paparan bahan kimia keras, seperti insektisida atau pelarut yang dapat membakar bagian dalam hidung, dapat merusak jaringan hidung dan sensor bau secara permanen.
Penyebab yang sering terjadi termasuk:
Untuk melindungi diri Anda sendiri, kenakan alat respirator yang menutupi hidung Anda saat menangani bahan kimia yang berbau tajam di rumah atau di tempat kerja.
Untuk diperhatikan, masker sekali pakai mungkin tidak memberikan perlindungan yang memadai.
10. Masalah genetika
Beberapa orang bisa terlahir dengan sedikit atau tanpa indra penciuman. Kondisi ini dikenal sebagai anosmia kongenital atau anosmia bawaan.
Anosmia bawaan sering terjadi sendiri atau dapat menyertai kelainan genetik lainnya.
Kabar baiknya adalah hilangnya penciuman tidak selalu memengaruhi indera perasa atau pengecap.
Jadi panderita tetap dapat menikmati kue kering keping cokelat yang baru dipanggang meskipun mereka belum pernah menciumnya.
Karena hidung tak bisa mencium bau dapat disebabkan oleh begitu banyak kondisi yang berbeda dan banyak di antaranya terkait dengan otak, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda pernah mengalaminya.
Bukan tidak mungkin penyebab hidung tidak bisa mencium bau Anda adalah kondisi yang yang lebih serius daripada hanya pilek, termasuk menjadi gejala Covid-19.
https://health.kompas.com/read/2021/06/23/150400168/10-penyebab-hidung-tidak-bisa-mencium-bau-bukan-hanya-gejala-covid-19