KOMPAS.com – Gejala ejakulasi dini penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin keluhan seksual ini.
Ejakulasi dikendalikan oleh sistem saraf pusat.
Ketika pria terangsang secara seksual, sinyal akan dikirim ke sumsum tulang belakang dan otak.
Saat pria mencapai tingkat rangsangan tertentu, sinyal kemudian dikirim dari otak ke organ reproduksi.
Hal ini dapat menyebabkan air mani dikeluarkan melalui penis atau proses ejakulasi.
Melansir Urology Health, ejakulasi dapat dibagi menjadi 2 fase atau tahap, yakni emisi dan pengeluaran.
Emisi adalah ketika sperma bergerak dari testis ke prostat dan bercampur dengan seminal fluid untuk membuat air mani.
Vasa deferentia adalah saluran yang membantu memindahkan sperma dari testis melalui prostat ke pangkal penis.
Pengeluaran adalah ketika otot-otot di pangkal penis berkontraksi.
Kontraksi ini memaksa air mani keluar dari penis.
Pada umumnya, ejakulasi dan orgasme (klimaks) pada pria akan terjadi secara bersamaan.
Dalam kebanyakan kasus, ereksi akan hilang setelah ejakulasi.
Ejakulasi dini terjadi ketika seorang pria berejakulasi lebih cepat saat berhubungan seksual daripada yang dia atau pasangannya inginkan.
Gejala ejakulasi dini
Ejakulasi dini termasuk keluhan seksual yang cukup umum terjadi.
Kondisi ini sebaiknya dapat ditangani dengan segera kerena bisa menimbulkan banyak kerugian lebih lanjut.
Ejakulasi dini bisa mengakibatkan rasa kecewa dan tidak puasa baik bagi pria maupun pasangannya karena hubungan seks jadi berlansung singkat atau tidak sesuai kehendak.
Para pria yang menderita ejakulasi dini juga cenderung akan merasa malu terhadap pasangannya.
Jika ejakulasi dini dibiarkan berlanjut, bukan tidak mungkin pria akan mengalami disfungsi ereksi.
Oleh sebab itu, gejala ejakulasi dini penting diperhatikan.
Merangkum Mayo Clinic, berikut ini adalah kondisi yang bisa dikenali sebagai gejala ejakulasi dini:
Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi lebih dari 1 menit setelah penetrasi meruapakan gejala utama ejakulasi dini.
Namun, masalahnya mungkin bisa terjadi dalam semua situasi seksual, bahkan selama masturbasi.
Secara awam, ejakulasi dini pun dapat diartikan sebagai keluar air mani sebelum waktunya.
Soal waktu ini sebenarnya tergantung pada sudut pandang pria itu sendiri maupun pasangan seksnya.
Tapi, durasi waktu 1 menit keluar air mani setelah penetrasi atau melakukan gesekan singkat sudah cukup untuk menunjukkan adanya ejakulasi dini tahap ringan.
Sementara itu, ejakulasi dini berkategori sedang apabila terjadi saat penis baru masuk ke vagina.
Sedangkan ejakulasi dini dapat dianggap sudah berat apabila terjadi sebelum penis menyentuh vagina atau penis baru menyentuh vagina.
Kapan harus ke dokter?
Dilansir dari WebMD, para pria dianjurkan untuk dapat segera berbicara dengan dokter jika mengalami ejakulasi lebih cepat daripada yang dia inginkan dalam sebagian besar hubungan seksual.
Pria biasanya merasa malu membahas masalah kesehatan seksual.
Padahal sebaiknya para pria jangan membiarkan perasaan tersebut menghalangi dirinya untuk bisa berbicara dengan dokter ketika mencurigai diri mengalami ejakulasi dini.
Ejakulasi dini adalah keluhan seksual yang umum terjadi dan bisa diobati.
Baik faktor psikologis dan biologis dapat berperan dalam ejakulasi dini.
Obat-obatan, konseling, dan teknik seksual yang menunda ejakulasi atau kombinasi dari semuanya diyakini dapat membantu dalam mengatasi masalah ejakulasi dini.
Bagi beberapa pria, percakapan dengan dokter mungkin akan dapat membantu mengurangi kekhawatiran tentang ejakulasi dini.
Misalnya, mungkin menenangkan bagi para pria untuk mendengar bahwa ejakulasi dini sesekali adalah normal dan waktu rata-rata dari awal hubungan seksual hingga ejakulasi adalah sekitar 5 menit.
https://health.kompas.com/read/2021/11/27/210400368/3-gejala-ejakulasi-dini-yang-perlu-diperhatikan