KOMPAS.com - Ganja medis masih menjadi kontroversi untuk digunakan menjadi obat, tetapi beberapa penelitian telah menemukan manfaat dan efek sampingnya.
Mengutip WebMD, ganja medis adalah istilah untuk bahan kimia tanaman ganja yang memiliki manfaat untuk mengobati penyakit atau kondisi kesehatan tertentu.
Ganja medis pada dasarnya berasal dari tanaman yang sama dengan ganja rekreasi, tetapi diambil untuk tujuan medis.
Tanaman ganja mengandung lebih dari 100 bahan kimia berbeda yang disebut cannabinoids.
Masing-masing bahan kimia di dalamnya itu memiliki efek yang berbeda pada tubuh.
Tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) dari ganja medis adalah bahan kimia utama untuk pengobatan karena menawarkan manfaat kesehatan.
Mengutip Vereywell Health, baik THC dan CBD memiliki struktur kimia yang mirip dengan endocannabinoid alami tubuh.
Endocannabinoids adalah neurotransmitter yang bekerja di otak. Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia yang menyampaikan sinyal antara sel-sel saraf dalam tubuh.
Sehingga, THC dan CBD dari ganja medis adalah senyawa yang bisa memainkan peran penting dalam berbagai fungsi termasuk tidur, nyeri, nafsu makan, suasana hati, dan sistem kekebalan tubuh.
Namun, THC dan CBD memengaruhi reseptor yang berbeda di otak. CBD adalah senyawa psikoaktif, tetapi tidak memberi efek mabuk seperti THC.
Sehingga, CBD lebih populer sebagai bahan pengobatan.
Pada 2018, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat menyetujui Epidiolex, obat berbasis cannabidiol (CBD) yang berasal dari tanaman ganja, untuk mengobati gangguan kejang.
Itu adalah obat CBD pertama dan satu-satunya yang menerima persetujuan FDA.
Manfaat bagi kesehatan
Mengutip WebMD, para peneliti melihat manfaat ganja medis ini dapat membantu mengobati penyakit atau kondisi kesehatan sebagai berikut:
Namun, manfaat ganja medis belum terbukti membantu sepenuhnya dari kondisi di atas, dengan beberapa pengecualian, kata Marcel Bonn-Miller, PhD, spesialis penyalahgunaan zat di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman.
"Jumlah terbesar bukti untuk efek terapeutik ganja berhubungan dengan kemampuannya untuk mengurangi rasa sakit kronis, mual, dan muntah karena kemoterapi, dan kelenturan (otot tegang atau kaku) dari MS (Multiple Sclerosis)," kata Bonn-Miller.
Ganja medis membantu mengobati penyakit atau kondisi kesehatan tersebut dengan cara:
Mengutip Healthline, ganja medis ini dapat digunaka dengan beberapa cara sebagai berikut:
Metode dan frekuensi penggunaan ganja medis ditentukan oleh dokter.
Efek samping
Salah satu kemungkinan risiko penggunaan ganja adalah kecanduan dan penyalahgunaan obat, yang masih diperdebatkan.
Mengutip Verywell Health, beberapa penelitian menunjukkan bahwa THC dan CBD umumnya aman dan menghasilkan sedikit efek samping.
Beberapa efek samping cannabinoids ganja medis yang telah dilaporkan meliputi:
Penggunaan THC juga dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan, seperti:
Ganja itu sendiri dapat memiliki sejumlah efek samping jangka pendek dan jangka panjang, termasuk:
Ada penelitian juga yang menunjukkan bahwa ganja dapat mengubah perkembangan otak dan dapat menyebabkan gangguan kognitif.
National Institute on Drug Abuse (NIDA) juga mencatat bahwa THC mengubah fungsi hipokampus dan korteks orbitofrontal.
Area otak tersebut penting dalam pembentukan ingatan baru dan kemampuan untuk mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal berikutnya.
Ini tidak hanya memengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dan membentuk ingatan baru, tetapi juga mempersulit orang untuk melakukan tugas-tugas yang rumit.
Mengutip Healthline, NIDA mencatat penelitian yang menunjukkan 30 persen pengguna ganja mungkin memiliki gangguan penggunaan ganja.
Penelitian juga menyatakan bahwa orang yang merokok ganja sebelum usia 18 tahun, 4 sampai 7 kali lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan penggunaan ganja dari pada orang dewasa.
Jika Anda menjadi tergantung pada ganja, Anda mungkin memiliki gejala penarikan saat Anda berhenti menggunakan obat.
Gejala penarikan ganja mungkin termasuk:
Merokok tembakau menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kanker paru-paru.
Para peneliti terpecah tentang apakah merokok ganja dapat menyebabkan penyakit ini juga.
Asap ganja memang mengandung beberapa unsur yang sama seperti asap tembakau, menyebabkan bronkitis kronis dan peradangan saluran napas pada orang yang menggunakannya secara teratur.
https://health.kompas.com/read/2022/06/29/220000868/manfaat-ganja-medis-dan-efek-sampingnya-bagi-kesehatan