Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mewujudkan Indonesia Bebas TBC 2030

KOMPAS.com – Tuberkulosis (TBC) memiliki sejarah panjang di Indonesia. Kasus TBC pertama di Indonesia ditemukan sejak abad ke-8 masehi. Hal ini terlihat pada salah satu relief Candi Borobudur yang menggambarkan sosok yang kurus kering tengah menderita sakit.

Hingga kini, TBC pun masih menghantui masyarakat Indonesia. Pasalnya, masyarakat kerap menganggap sepele penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis itu. Padahal, TBC menempati urutan ke-13 sebagai penyebab utama kematian di dunia.

Berbagai langkah pengobatan dan pencegahan juga digencarkan oleh pemerintah Indonesia, mulai dari zaman Hindia-Belanda hingga sekarang.

Meski telah banyak orang dengan TBC yang berhasil sembuh, belum banyak masyarakat yang tanggap terhadap gejala TBC. Adapun gejala TBC paling umum yang dialami ditandai dengan batuk terus-menerus selama dua minggu atau lebih.

Selain itu, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mengentaskan TBC di Tanah Air. Sikap optimistis dan peduli akan TBC diperlukan untuk mewujudkan Indonesia bebas TBC pada 2030.

Untuk memberikan edukasi kepada pembaca dan masyarakat luas, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) bersama Kompas.com menghadirkan Visual Interaktif Premium (VIP) dengan judul “TBC Masih Hantui Indonesia, Bagaimana Solusinya?”.

Lewat konten tersebut, masyarakat bisa mendapatkan penjelasan mengenai sejarah, fakta-fakta, seluk-beluk, dan perkembangan TBC di Indonesia.

Penasaran dengan konten multimedia yang ditampilkan secara interaktif mengenai TBC? Cari tahu jawabannya di VIP bertajuk “TBC Masih Hantui Indonesia, Bagaimana Solusinya?” yang diulas tim Kompas.com melalui tautan ini.

https://health.kompas.com/read/2022/09/13/130300068/mewujudkan-indonesia-bebas-tbc-2030

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke