Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Batak Rentan Maag

Kompas.com - 29/01/2008, 00:34 WIB

PENYAKIT maag ternyata mempunyai hubungan dengan ras. Berdasarkan penelitian di RS PGI Cikini dan RSCM, Jakarta Pusat, diketahui bahwa suku Batak, Sumatera Utara, mempunyai kecenderungan menderita maag lebih besar dari suku lain. Demikian diungkapkan dokter ahli penyakit dalam Prof dr Jamahain Boas Saragih DTMH, SpPD, KGEH (62) kepada wartawan di Hotel Nikko, Jakarta Pusat, Senin (28/1) siang.

Boas akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada Kamis (31/1) mendatang. Pidato pengukuhannya dibuat dengan judul Hubungan antara Infeksi Kronik, Helicobacter Pylori dengan kanker Lambung.

Adakah Faktor Lain?
Prof Boas mengatakan, penyakit dispepsia atau yang lebih dikenal sebagai maag di antaranya disebabkan oleh helicobacter pylori (HP), satu-satunya kuman  yang mampu hidup di lambung manusia. "Lambung manusia itu asam, sehingga kuman tidak bisa bertahan hidup, hanya HP yang bisa,"ujarnya.

International Agency for Research of Cancer (IARC), sebuah komisi di WHO, menyatakan, HP adalah zat  karsinogen tingkat satu, sama seperti virus hepatitis B dan C.

Dosen FK UKI ini menuturkan, 75 persen dari kelompok positif infeksi HP di Indonesia adalah orang Batak. Selain itu, dia juga mengaitkan penelitiannya dengan faktor agama. Dari 11 orang Batak Muslim hanya satu yang positif, sedangkan dari 36 orang Batak Kristen, 26 orang positif infeksi HP.

"Saya tidak mau mengungkap masalah SARA, tapi ini perlu diketahui, apa bedanya orang Muslim dan Kristen selain sembahyangnya, ini yang menjadi pertanyaan," kata ayah empat orang anak kelahiran Pematangsiantar, Sumatera Utara, 14 November 1945 itu.

Terkait kemungkinan perbedaan makanan, dia tidak bisa menyimpulkan. "Saya tidak bisa bilang itu masalah makanan, harus ada penelitian lebih lanjut," tuturnya. Teori pengaruh ras ini juga berlaku di dunia. Di Amerika Serikat (AS), ditemukan bahwa jumlah kaum Hispanik (Spanyol)  yang menderita infeksi HP jauh lebih tinggi dari kulit putih. Di Singapura, jumlah ras China penderita infeksi HP tiga kali lebih tinggi dibanding Melayu dan India.

"Saat saya ungkap pengaruh ras ini di kongres nasional penyakit dalam, hal ini hanya dianggap kebetulan," ujarnya.Prof Boas menuturkan, ada dua jenis cara penularan HP yakni fekal (kotoran) ke oral dan dari oral ke oral. Penularan fekal ke oral bisa terjadi melalui lalat, atau tangan manusia yang tidak bersih. "Di NTB,ada budaya makanan dikunyah ibu sebelum dimasukkan ke mulut anaknya.

Ini bisa menjadi penularan oral ke oral. Dahulu,  di kampung saya (Sumut) juga ada, tapi sekarang sudah sedikit. Bagi orang Batak, istilahnya memei," ujarnya. 

Di Indonesia, penularan HP terbanyak diduga berasal dari lingkungan. Sedangkan di AS, HP menyebar dari sumber air minum, bukan makanan. Boas juga mencoba melihat hubungan HP dengan kanker lambung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com