Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Super, Adakah?

Kompas.com - 01/06/2008, 16:23 WIB

Tak dapat dihindari baik pada ceramah tatap muka atau melalui media ada banyak orang menanyakan keadaan kesehatannya secara pribadi. Dokter perlu menanggapi, tetapi juga perlu memahami keterbatasan nasihat yang dapat dia berikan. Seperti Anda katakan, dokter yang berceramah tak mengetahui keadaan fisik atau keadaan lain, seperti hasil laboratorium.

Nasihat gizi untuk yang berbadan kurus yang tak menderita diabetes melitus dan orang kurus karena diabetes melitus tentu berbeda. Karena itu baik dokter maupun masyarakat perlu memahami keterbatasan ini.

Tempat bertanya paling tepat tentang penyakit Anda adalah dokter keluarga. Dalam ruang konsultasi ini juga, kalau Anda perhatikan anjuran yang diberikan memerlukan persetujuan dari dokter keluarga yang jauh lebih memahami keadaan kesehatan pasien.

Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit, riwayat penyakit (anamnesis) memang merupakan bagian penting. Pada umumnya diperlukan pemeriksaan fisik pasien dan jika perlu pemeriksaan penunjang (misalnya, laboratorium dan radiologi) untuk lebih mendukung dugaan penyakit.

Bahkan kadang-kadang setelah melalui anamnesis, pemeriksaan jasmani serta pemeriksaan penunjang cukup lengkap, diagnosis penyakit belum dapat ditegakkan. Barulah melalui waktu yang agak lebih lama ketika gejala penyakit menjadi lebih menonjol, diagnosis dapat ditegakkan. Kejadian yang Anda alami merupakan salah satu contoh menegakkan diagnosis penyakit kadang tidak mudah.

Mengenai dokter yang menyuluh tentang penyakit bersama perusahaan obat, memang benar dokter itu harus hati-hati jangan sampai menjadi corong untuk promosi obat. Profesi kedokteran memerlukan kepercayaan masyarakat, karena itulah setiap dokter perlu menjaga kepercayaan masyarakat secara sungguh-sungguh.

Nah, saya berharap Anda tetap peduli pada kesehatan, rajin membaca atau mendengar ceramah kesehatan, tetapi tetap pula bersifat kritis: pandai memilah informasi yang dapat dipercaya dan yang meragukan. (Dr Samsuridjal Djauzi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com