Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Hamil, Perlukah Pemeriksaan PMS?

Kompas.com - 10/08/2008, 12:58 WIB

SETELAH menikah dua tahun dan belum juga hamil, saya berkonsultasi ke dokter spesialis kebidanan. Lagi pula selama ini saya sering menderita keputihan.

Semula saya merasa itu wajar saja, tetapi karena jumlahnya bertambah saya jadi khawatir. Suami mengalami pemeriksaan analisis sperma dan hasilnya baik. Saya juga menjalani berbagai pemeriksaan dan juga dalam keadaan baik. Hormon saya normal begitu pula saluran ke indung telur.

Dokter kemudian memeriksa lebih jauh keputihan saya dan hasilnya vaginosis bakteri. Menurut dokter, ini termasuk penyakit menular melalui hubungan seksual dan dapat disembuhkan. Saya juga menganjurkan agar suami diperiksa sehingga dia juga menjalani tes untuk penyakit menular seksual lainnya. Untunglah semua baik-baik saja. Jadi, kami sekarang menjadi lebih siap untuk mempunyai anak.

Pertanyaan saya, perlukah pasangan yang ingin punya anak menjalani pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS)? Apa saja penyakit yang termasuk PMS dan adakah pengaruh penyakit tersebut pada keturunan nantinya? Apa yang harus saya lakukan agar alat reproduksi saya sehat? Terima kasih atas jawaban Dokter.

M di J

Pertanyaan Anda tentang kesehatan reproduksi amat penting karena sudah lama disadari perlunya layanan kesehatan menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi.

Kesehatan reproduksi adalah sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh. Tidak semata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Pasangan individu bebas menentukan keinginan mempunyai anak, kapan dan berapa jumlahnya (WHO, 1998).

Kesehatan reproduksi diartikan kehidupan seksual. Untuk itu dibutuhkan perangkat, teknik, dan sistem layanan yang menjamin terpeliharanya kesehatan reproduksi seseorang, baik berbentuk upaya pencegahan maupun pengendalian penyakit. Kini sedang dikembangkan paket layanan kesehatan reproduksi esensial berupa layanan terpadu yang lebih efektif dan efisien.

Pada tahun 2000 negara kita bersama 188 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa bersepakat mengadopsi deklarasi milenium untuk pemenuhan hak dasar manusia. Tujuan Pembangunan Milenium tersebut di antaranya menurunkan jumlah penduduk miskin, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, kesetaraan jender, menurunkan angka kematian anak, angka kematian ibu, menghentikan penularan penyakit menular termasuk HIV/AIDS, memelihara kelestarian lingkungan hidup dan kemitraan global.

Layanan kesehatan reproduksi yang baik diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Dengan demikian, pelayanan kesehatan reproduksi esensial sedikitnya terdiri atas keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, deteksi dini, dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja.

Melalui pelayanan esensial itu diharapkan kebutuhan masyarakat untuk memelihara kesehatan reproduksi terpenuhi. Anda sendiri mengalami niat semula berkonsultasi mengenai keinginan punya anak dapat dilengkapi juga dengan pemeriksaan infeksi saluran reproduksi. Bahkan suami Anda juga ikut berpartisipasi.

Sebaliknya ibu hamil yang menjalani pemeliharaan kesehatan sebelum melahirkan juga memeriksakan diri untuk infeksi saluran reproduksi, misalnya. Dengan layanan terpadu ini diharapkan ditemukan berbagai masalah kesehatan yang mudah-mudahan dapat diselesaikan sehingga kesehatan reproduksi terjaga baik. Sudah tentu bila layanan dapat diberikan satu atap akan lebih nyaman bagi klien.

Dampak infeksi saluran reproduksi yang tidak diobati dengan serius di antaranya: 1) Sumbatan tuba falopi dengan akibat kemandulan atau kehamilan di luar kandungan; 2) Keguguran atau kesakitan bayi baru lahir; 3) Keganasan pada organ reproduksi; 4) Peningkatan risiko tertular HIV serta kematian janin.

Tidak semua infeksi saluran reproduksi menunjukkan gejala. Cukup banyak pasien datang tanpa gejala, tetapi pada pemeriksaan lebih lanjut ditemukan infeksi saluran reproduksi.

Beberapa penyakit infeksi saluran reproduksi seperti dikemukakan terdahulu ternyata dapat berdampak pada kesehatan bayi yang dilahirkan.

Jenis infeksi saluran reproduksi terdiri dari: 1) Infeksi menular seksual, yaitu klamidia, gonore, trikomoniasis, sifilis, ulkus mole, herpes kelamin human papilloma virus (HPV) dan human immunodeficiency virus (HIV); 2) Infeksi edogen karena pertumbuhan berlebihan kuman yang biasanya selalu ada di saluran reproduksi wanita normal, misalnya, vaginosis bakteri dan kandidosis vulvo vagina. Penyakit sifilis pada ibu hamil dapat menyebabkan kecacatan pada bayi.

Karena itu, dalam pemeliharaan kesehatan ibu hamil perlu diperhatikan kemungkinan penyakit infeksi saluran reproduksi. Pasangan yang ingin mempunyai anak akan lebih baik jika memeriksakan diri kemungkinan tertular penyakit menular seksual.

Saya berharap upaya Anda bersama suami memelihara kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi, akan berhasil baik. Saya juga berharap keinginan Anda untuk mempunyai anak cepat terkabul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com