Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Terkini untuk Cegah Kebotakan karena Rambut Rontok

Kompas.com - 02/05/2024, 14:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Rambut rontok seringkali berjalan dengan lambat. Terkadang kita baru menyadari rambut kita menipis sampai ada kebotakan kecil di kepala.

Sayangnya tidak ada yang bisa kita lakukan sendiri untuk mencegah kebotakan, tapi ada beberapa langkah yang bisa mengurangi kerontokan rambut tidak bertambah parah.

Salah satu jenis kerontokan rambut yang umum dialami adalah Alopecia androgenetik (dikenal sebagai pola kebotakan pria dan wanita) dan alopecia fibrosing frontal (kebotakan yang ditandai dengan mundurnya garis rambut di bagian depan).

Menurut Dr.Oma Agbai, dokter dermatologi, siapa pun dapat mengalami kedua jenis kebotakan itu.

"Kebotakan karena alopecia androgenetik biasanya diturunkan dalam keluarga dan dipicu oleh dihydrotestosterone (DHT), hormon yang mengurangi ukuran folikel rambut dan menyebabkan luka parut," kata Agbai seperti dikutip USAtoday.

Baca juga: Mengenal Kebotakan Berpola di Depan dan Puncak Kepala

Sementara itu alopecia fribrosing frontal juga bisa disebabkan karena perubahan hormonal, penyakit autoimun, faktor genetik, dan juga tindakan transplantasi rambut atau facelift.

Faktor keturunan yang membuat kita botak memang tak bisa diubah, tapi saat ini ada pengobatan yang bisa mengurangi kerontokan dan memicu kesuburan rambut.

"Penggunaan finasteride dan dutasteride cukup efektif menghambat produksi hormon DHT sehingga memperlambat kerontokan dan mendorong pertumbuhan rambut," katanya.

Obat lain yang populer adalah minoxidil yang sering diresepkan dokter untuk pasien alopecia androgenetik dan jenis kebotakan lain.

Obat minum minoxidil bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke kulit kepala.

"Obat ini juga sering dikombinasikan dengan terapi lain untuk rambut rontok," kata Agbai.

Selain diminum, obat ini juga tersedia dalam bentuk olesan.

Meski demikian pemakaian obat-obatan tersebut harus dengan resep dokter. Obat ini diketahui memiliki efek samping berupa resistensi insulin, nyeri dada, hingga kegemukan. Ibu hamil tidak direkomendasikan mengonsumsi obat ini.

Baca juga: Kandungan dalam Lidah Buaya yang Bikin Rambut Sehat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com