Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pala, Mujarab buat Perut

Kompas.com - 26/09/2008, 16:23 WIB

Dalam industri obat-obatan, buah pala memiliki beragam khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Dalam dosis rendah, pala dapat digunakan untuk mengurangi flatulensi (kembung perut), meningkatkan daya cerna dan selera makan, serta untuk mengobati diare, muntah, dan mual (Chevallier, 2001).

Komponen myristicin yang terkandung dalam daging buah memiliki kemampuan sebagai agen insektisidal dan dianggap berkontribusi terhadap sifat halusinogen yang dapat menyebabkan halusinasi (Dorsey, 2001).

Di beberapa daerah, daging buah pala dibuang sebagai limbah setelah diambil biji dan fulinya. Hal tersebut patut disayangkan karena daging buah pala merupakan komponen terbesar dari buah pala segar (83,3 persen), dibanding fuli (3,22 persen), tempurung biji (3,94 persen), dan daging biji (9,54 persen).

Pemanfaatan buah pala secara optimal akan dapat meningkatkan pendapatan petani. Sebab, dengan pengembangan produk olahan strategis yang memanfaatkan limbah daging buah pala, bisa memberikan keuntungan ganda.

Kaya Komponen Volatil
Tanaman pala dapat tumbuh baik pada tanah dengan struktur gembur dan penuh humus, derajat keasaman tanah 5,5-6,5, pada dataran rendah hingga ± 700 m dari permukaan laut, dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun. Tanaman pala merupakan tanaman berumah dua (deoceous) yang berarti bunga jantan dan betina tidak terletak pada satu pohon. Ada juga pohon yang berkelamin dua atau hemaphrodit, tetapi jarang sekali terjadi.

Tanaman pala mulai berbunga setelah berumur 6-10 tahun, tergantung dari keadaan tanah dan iklim. Bunganya berwarna pucat, kecil, lunak, dan berbau harum serta berbentuk malai. Malai bunga jantan terdiri dari 1-10 bunga dan malai bunga betina 1-3 bunga. Jangka waktu pertumbuhan buah dari mulai persarian hingga masak petik tidak lebih dari sembilan bulan (Rismunandar, 1990).

Tanaman pala dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 meter, mahkota pohon yang bervariasi antara bentuk piramidal (kerucut), lonjong (silindris), dan bulat. Mulai berbuah setelah berumur 8-9 tahun, hasil maksimum pada umur 25 tahun dan dapat bertahan sampai umur 60 tahun.

Pohon pala yang telah berumur 10-12 tahun menghasilkan buah sekitar 800-2.000 buah per tahun dari 2-3 kali panen (Hadad, 2001). Buah pala berbentuk seperti buah pir, ujungnya meruncing, kulitnya licin, berdaging, dan cukup banyak mengandung air

Buah pala mempunyai daging buah keras, berwarna keputih-putihan, mengandung getah putih, dan rasanya kelat. Diameter buah pala bervarisi dari 3-9 cm. Bila buah telah masak di pohon, daging buah terbuka sehingga biji pala yang berwarna cokelat menjadi mudah terlihat.

Biji pala kaya akan lemak sehingga dapat diekstrak untuk menghasilkan minyak pala. Daging buah pala kaya kalsium, fosfor, vitamin C dan A, serta sedikit zat besi.   Daging buah pala mengandung 29 komponen volatil (senyawa yang mudah menguap) dengan 23 komponen telah teridentifikasi dan 6 komponen lain belum teridentifikasi. Komponen yang paling banyak terkandung dalam minyak atsiri daging buah pala adalah á-pinen (8,7 persen), â-pinen (6,92 persen), ?-3-karen (3,54 persen), D-limonen (8 persen), á-terpinen (3,69 persen), 1,3,8-mentatrien (5,43 persen), ã-terpinen (4,9 persen), á-terpineol (11,23 persen), safrol (2,95 persen), dan myristicin (23,37 persen) (Hustiany, 1994).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com