Penganut Budha Tibet tidak menguburkan jenazah mereka setelah meninggal. Mayat orang Tibet ditaruh di atas puncak gunung tinggi, untuk menjadi santapan burung pemangsa. Inti ajarannya adalah untuk membaktikan diri kepada alam – walaupun roh sudah meninggalkan jasad tetapi masih bisa memberi makan pada burung-burung kelaparan.
“Tetapi, anjing-anjing nakal yang juga kelaparan itu terus berdatangan ke lembah, ingin menikmati daging yak itu. Akhirnya, daripada dimakan anjing, mayat yak diseret kembali ke desa, ke halaman rumah penduduk,” Shri Gurung menjelaskan asal ribut-ribut barusan.
Menjadi religius bukan pilihan. Bagi mereka, perintah agama adalah jalan hidup.
(Bersambung)
_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.