KOMPAS.com - Susah buang air besar (BAB), tidak hanya akan menyebabkan rasa tidak nyaman tetapi juga akan meningkatkan risiko komplikasi, seperti sembelit. Lalu, bagaimana cara agar BAB cepat keluar?
Ternyata, ada beberapa cara agar BAB cepat keluar yang bisa dilakukan, seperti mengonsumsi serat, minum air putih, dan melakukan olahraga ringan.
Untuk lebih jelasnya, ketahui beberapa cara agar BAB cepat keluar berikut ini.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Susah BAB? Berikut 8 Caranya…
Ternyata, mengonsumsi makanan dan melakukan perawatan tertentu dapat membantu untuk mengatasi susah BAB.
Disarikan dari Healthline dan Medical News Today, berikut adalah beberapa cara agar BAB cepat keluar yang bisa dicoba.
Anda yang sulit BAB perlu meningkatkan konsumsi serat untuk mengubah konsistensi dan ukuran tinja sehingga membuatnya mudah keluar.
Beberapa jenis makanan yang mengandung serat yang bisa dikonsumsi, yakni sayur, gandum utuh, biji-bijian dan buah-buahan.
Konsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti tempe, bawang, dan pisang, dapat menyehatkan saluran pencernaan sehingga Anda bisa BAB dengan lebih mudah.
Selain itu, probiotik juga dapat meningkatkan frekuensi buang air besar serta membuat tinja lebih lunak sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh.
Baca juga: BAB Jongkok atau Duduk, Mana yang Lebih Sehat?
Kekurangan cairan tubuh, atau dehidrasi bisa jadi salah satu penyebab susah BAB.
Anda perlu mencukupi kebutuhan cairan harian, atau setidaknya sebanyak delapan gelas air putih sehari, agar buang air besar lancar.
Obat pencahar dapat meremas usus untuk meningkatkan dorongan buang air besar dan efeknya bisa dirasakan dalam enam hingga 12 jam setelah mengonsumsinya.
Penggunaan obat pencahar hanya disarankan untuk sembelit parah yang tidak kunjung membaik dengan cara lainnya.
Enema dilakukan dengan menggunakan cairan untuk melembutkan tinja sehingga lebih mudah keluar dari rektum.
Meskipun begitu, cara ini memiliki efek samping tertentu yang perlu diwaspadai, seperti dehidrasi, luka, dan radang usus, sehingga penggunaannya perlu dikonsultasikan dengan dokter.