Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tanaman Obat Diteliti

Kompas.com - 20/11/2008, 18:01 WIB

JAKARTA, KAMIS - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama pengusaha jamu Indonesia tengah melakukan penelitian 19 tanaman yang akan digunakan sebagai bahan baku jamu.
    
Kepala Pusat Riset BPOM, Winiarti Poedji, di Jakarta, Kamis mengatakan, penelitian dilakukan untuk menggali dan mengembangkan kekayaan tanaman Indonesia yang berpotensi mengandung khasiat obat tertentu.
   
"Banyak tanaman yang secara nyata berkhasiat mengandung obat. Namun belum diketahui oleh masyarakat. Jadi ini yang akan kita kembangkan," katanya.
    
Ke-19 tanaman yang diteliti diantaranya akar kucing, brotowali, senggugu, daun jati belanda, jambu biji, daun johar, daun paliasa, seledri, kunyit, jahe merah, mengkudu, mahkota dewa dan biji pepaya.
    
Selain itu, penelitian dilakukan untuk mengembangkan produk dan promosi obat tradisional di pasar domestik maupun internasional.
    
"Tanaman itu akan diteliti dan hasilnya nanti dapat digunakan bagi pengusaha jamu untuk meningkatkan kualitas produknya," katanya.
    
Ia berharap penelitian itu kelak membantu industri jamu nasional untuk berkembang lebih maju, yang akan berdampak peningkatan daya saing dan perekonomian nasional yang lebih baik.
   
Winiarti mengatakan, pihaknya kini terus melakukan pertemuan dan membahas secara intensif, bukan hanya dengan lembaga atau instansi saja, tetapi dengan semua pihak terkait, agar dapat dihasilkan penelitian yang tuntas.
    
Riset ini dimaksudkan untuk menunjang fungsi BPOM sebagai badan pengawas, sementara pelaksanaannya dikoordinir oleh kementrian ristek, misalnya dalam penetapan standar-standar hasil penelitian pada suatu tanaman.
    
Pada penelitian sebelumnya, tahun 2002-2005, riset semacam ini membutuhkan dana sedikitnya, Rp10 miliar yang dibiayai oleh APBN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com