BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Parkway Cancer Centre

Eksklusif Kompas.com: Kanker Paru Tak Hanya Ancam Perokok, Penjelasan dr Ang Peng Tiam lewat Wawancara Khusus

Kompas.com - 08/01/2025, 16:57 WIB
Anissa Dea Widiarini,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggapan bahwa kanker paru hanya menyerang kalangan perokok ternyata mitos belaka. Meski kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor risiko utama kanker paru-paru, tidak menutup kemungkinan kanker paru-paru juga menyerang mereka yang tidak memiliki riwayat merokok.

Studi berjudul “Proportion of Never Smokers Among Men and Women With Lung Cancer in 7 US States” yang dipublikasikan JAMA Oncology pada 2021, menemukan bahwa 12 dari 100 orang yang didiagnosis menderita kanker paru-paru tidak pernah memiliki riwayat merokok.

Studi tersebut pun mengungkapkan sejumlah penemuan menarik. Kasus kanker paru-paru pada individu yang tidak pernah merokok lebih umum ditemukan pada perempuan, yakni 16 persen dari total kasus.

Kemudian, persentase kasus kanker paru-paru pada perempuan berusia 20-49 tahun yang tidak merokok cenderung lebih tinggi (28 persen), jika dibandingkan laki-laki pada rentang usia sama (19 persen).

Baca juga: Tak Pernah Merokok, Mantan Dokter di Inggris Idap Kanker Paru-paru dengan Gejala Sakit Punggung

Fenomena tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari paparan asap rokok, paparan polusi udara yang intens, hingga faktor genetik.

Pada Kamis (14/11/2024), tim Kompas.com berkesempatan mewawancarai Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center dr Ang Peng Tiam mengenai risiko kanker paru-paru bagi kalangan yang tidak memiliki riwayat merokok. 

Berikut adalah wawancara lengkapnya.

Benarkan kanker paru bisa menyerang kelompok bukan perokok? Apakah penyebabnya, apa lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab kanker paru-paru?

Ya, meskipun risikonya lebih tinggi pada kelompok perokok, kelompok bukan perokok juga rentan terkena kanker paru-paru. Kasusnya lebih banyak ditemukan di kalangan wanita Asia yang tidak merokok. 

Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru. Faktor lain, seperti asap rokok juga menjadi penyebab sejumlah besar kasus kanker paru-paru. Untuk itu, kita harus sadar akan bahayanya dan mengurangi paparan asap rokok. 

Namun, ada faktor risiko lain yang juga berperan, yakni paparan polusi udara dan racun lingkungan.

Apabila seseorang sering terkena polusi udara, seperti asap knalpot dan asap proyek, apakah berpotensi terkena kanker paru-paru?

Seseorang yang banyak terpapar atau sering terkena polusi udara, seperti asap knalpot dan asap proyek, memiliki peningkatan risiko terkena kanker paru-paru. 

Risiko akan semakin meningkat dan lebih berbahaya bagi individu yang merokok serta di lingkungan sekitarnya terdapat banyak asap polusi. 

Baca juga: Apa Ciri-ciri Kanker Paru-paru? Berikut Penjelasan Dokter

Gejala dan diagnosis kanker paru-paru

Secara umum, bagaimana gejala kanker paru-paru? Jika mengalami gejala seperti yang disebutkan, kapan seseorang perlu waspada dan memeriksakan diri?

Secara umum, gejala kanker paru-paru pada perokok ataupun bukan perokok berupa keluhan seperti, batuk terus-menerus, sesak nafas, dan sakit di bagian dada. 

Meski begitu, pada stadium awal kanker paru-paru, bisa jadi seseorang tidak merasakan gejala atau keluhan. Penyakit ini biasanya baru terdeteksi ketika pasien melakukan rontgen atau CT scan paru-paru untuk tujuan skrining. 

Sering kali, ketika seseorang mulai menyadari dirinya mengalami sejumlah gejala kanker paru-paru, kanker yang dideritanya umumnya sudah masuk stadium lanjut. 

Oleh karena itu, jika mengalami keluhan atau gejala seperti yang disebutkan secara berkepanjangan, bahkan tidak kunjung membaik selama kurang lebih 2 minggu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Apakah kanker paru-paru bisa didiagnosis lebih awal? Perlukah dilakukan skrining pada kelompok berisiko tinggi?

Sebenarnya, kanker paru-paru bisa dideteksi lebih awal, meskipun seseorang tidak mengalami gejala. Hal ini bisa dilakukan lewat skrining dengan melakukan rontgen atau CT scan paru-paru.

Untuk skrining kanker paru-paru bisa dilakukan dengan metode Low-dose CT scan thorax. Biasanya metode ini direkomendasikan untuk perokok berat dan dilakukan mulai dari satu kali per tahun. 

Baca juga: Mengenali Gejala Kanker Paru di Stadium Awal

Metode CT scan itu cukup berbeda dengan CT scan umumnya karena dosis radiasinya lebih ringan dan dapat mengurangi paparan radiasinya. Walaupun dosisnya lebih rendah, CT scan ini masih bisa untuk mendeteksi kanker paru-paru secara dini. 

Dengan mendeteksi lebih dini, maka seseorang yang didiagnosis memiliki kesempatan lebih tinggi untuk mencapai kesembuhan.

Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center dr Ang Peng Tiam berpesan sebaiknya tidak merokok ataupun menggunakan vape untuk mengurangi risiko kanker paru-paru. dok. Parkway Cancer Center Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center dr Ang Peng Tiam berpesan sebaiknya tidak merokok ataupun menggunakan vape untuk mengurangi risiko kanker paru-paru.

Pengobatan untuk kanker paru-paru dan pencegahan

Jika diagnosis pasien sudah tegak, langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya? Adakah pendekatan pengobatan atau terapi khusus untuk pasien kanker paru-paru?

Pengobatan kanker paru-paru sangat tergantung dan disesuaikan berdasarkan diagnosis dan stadium pasien. Contohnya, apabila seseorang masih pada stadium awal dan kankernya belum menyebar, pengobatan utama dilakukan melalui operasi. Namun, kembali lagi kepada hasil diagnosis. 

Jenis pengobatan, seperti kemoterapi dan imunoterapi, juga bisa diberikan sebelum pasien menjalani operasi. 

Akan tetapi, jika sudah stadium lanjut dan kanker paru sudah menyebar, tindakan pembedahan tidak mungkin dilakukan lagi. Terapi utama yang dilakukan adalah mengonsumsi obat, baik secara oral maupun melalui suntikan.

Bagaimana cara melindungi diri dari risiko kanker paru-paru, terutama bagi perempuan non-perokok yang tinggal dengan perokok? Apakah ada pola hidup tertentu yang dapat dijalankan untuk mengurangi risikonya?

Sayangnya, tidak ada cara yang bisa sepenuhnya mencegah risiko kanker paru-paru. Pada perokok pasif yang terkena kerap paparan asap rokok, penggunaan masker memang membantu menyaring asap yang dihirup. 

Namun, perlindungan dari masker tersebut juga terbatas dan tidak bisa sepenuhnya mencegah terjadinya kanker paru-paru. 

Baca juga: Perlukah Perokok Melakukan Deteksi Dini Kanker Paru?

Dari segi pola hidup atau pola makan pun tidak ada yang bisa membantu secara spesifik mengurangi risiko kanker paru-paru

Sampai saat ini, riset masih belum bisa menemukan diet khusus yang bisa membantu mengurangi risiko kanker paru-paru. Contohnya, konsumsi vitamin atau mineral tertentu masih belum terbukti dapat mengurangi risiko kanker paru-paru. 

Hal yang bisa membantu adalah setiap orang sebaiknya tidak merokok ataupun menggunakan vape.

Dokter Ang berpesan bahwa batuk merupakan salah satu gejala yang harus diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya kerusakan paru-paru. 

Jadi, segera berhenti merokok dan lakukan skrining yang dibutuhkan. 

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai layanan kesehatan terkait kanker, Anda dapat menghubungi Parkway Cancer Centre di nomor 0811-1934-673 atau mengunjungi www.parkwaycancercentre.com.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau