Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insomnia Undang Penyakit

Kompas.com - 17/01/2009, 12:24 WIB

Jarum jam sudah menunjukkan angka tiga dini hari namun mata masih juga sulit terpejam? Penyakit susah tidur alias insomnia memang kerap menghinggapi orang-orang perkotaan. Kecemasan dan stres berlebihan akibat pekerjaan disinyalir menjadi salah satu biang keladi insomnia. Jangan remehkan insomnia, selain membuat tubuh jadi lemah, penyakit sulit tidur juga mengundang gangguan kesehatan serius.

Kegemukan
Penelitian menunjukkan, 30 persen dari orang yang waktu tidurnya kurang dari tujuh jam setiap hari adalah mereka yang kegemukan. Kurang tidur memengaruhi hormon yang membuat perut lebih cepat lapar, sehingga Anda makan lebih banyak. "Akibatnya Anda jadi mudah mengantuk dan tubuh membutuhkan makanan tinggi lemak dan kalori sebagai tenaga untuk beraktivitas," kata Jodi A.Mindell, penulis buku Sleep Deprived No More.

Gangguan jantung
Wanita yang tidur kurang dari lima jam setiap malam cenderung menderita darah tinggi, yang bisa memicu timbulnya gangguan jantung. Saat Anda kurang tidur, produksi hormon stres dalam tubuh akan meningkat dan menyebabkan peradangan. Akibatnya adalah meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Diabetes
Mereka yang hanya bisa tidur kurang dari lima jam setiap malam beresiko dua kali menderita diabetes, bila dibandingkan dengan mereka yang tidur lelap tujuh hingga delapan jam. Demikian menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Archieves of Internal Medicine. Kurang tidur juga mengurangi kemampuan tubuh mengatur kadar gula darah.

Mudah marah
Penelitian menunjukkan kurang tidur bisa menyebabkan amygdala (bagian otak yang bertugas memproses emosi) menjadi lebih aktif dan  prefrontal cortex (bagian otak depan) menjadi kurang aktif. Jangan heran bila akibatnya Anda akan jadi uring-uringan dan mudah tersinggung. "Kurang tidur membuat otak tak bisa membaca pengalaman emosi dan tak bisa merespon secara rasional," kata peneliti Matthew Walker, Ph.D.

Gampang sakit
Saat kita tidur, tubuh akan memproduksi cytokines, zat kimia yang membantu meningkatkan sistem imun untuk menangkal virus dan penyakit. "Tidur tak hanya memengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi tapi juga menentukan banyak sedikitnya antibodi yang dihasilkan tubuh setelah imunisasi," kata Mindell. Penelitian menunjukkan, orang yang cukup tidur setelah imunisasi, tubuhnya lebih banyak memproduksi antibodi flu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com