Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tersandung Skandal Susu

Kompas.com - 07/02/2009, 21:56 WIB

BEIJING, SABTU - Ekspor produk susu China selama 2008 mencapai 121.000 ton turun 10,4 persen dibanding pada 2007 sebagai akibat skandal Sanlu yang produk susu formula bayinya tercemar melamin.
   
"Penurunan ekspor produk susu disebabkan turunnya permintaan di pasar luar negeri setelah skandal susu bubuk formula produk Sanlu yang dimulai September 2008," demikian data Bea Cukai China seperti dikutip China Daily, di Beijing, Sabtu (7/2).
   
Menurut laporan itu, banyak sejumlah negara asing menghentikan impor produk susu dari China. Sementara, sejumlah industri susu di China terkena dampaknya.
   
Susu bubuk bayi Sanlu ditemukan terkontaminasi melamin, yang menewaskan enam bayi di China, dan 296.000 bayi sakit, demikian Departemen Kesehatan China.  
   
Sementara, nilai ekspor produk susu selama 2008 mencapai 300 juta dollar AS atau naik 24,5 persen pada tahun ke tahun.
   
Adanya kenaikan nilai ekspor disebabkan oleh naiknya harga produk susu di pasaran dunia, yang rata-rata harga ekspor mencapai 2.501 dollar AS per ton, naik 39 persen pada tahun ke tahun.   
   
Sementara, ekspor susu bubuk selama 2008 masih mengalami kenaikan 2,9 persen menjadi 64.000 ton. Jumlah ekspor susu bubuk mencapai 52,9 persen dari total ekspor produk susu.
   
Laporan juga menyebutkan bahwa impor produk susu China mengalami kenaikan karena sejumlah konsumen banyak membeli produk impor dibanding produk lokal sebagai akibat turunnya kepercayaan warga terhadap  merek lokal.
   
Selama 2008, impor produk susu China sebanyak 351.000 ton dengan nilai 860 juta dollar AS, atau masing-masing naik 17,4 persen dan 15,8 persen pada tahun ke tahun.
   
Disebutkan pula bahwa Hongkong dan Venezuela merupakan tujuan utama ekspor produk susu China. Sementara, impor produk susu ke China terbesar datang dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Selandia Baru.
     

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com