Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Serangan Thrombophilia!

Kompas.com - 20/03/2009, 19:41 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -  Penyakit akibat darah kebanyakan sel trombosit (thrombophilia) harus diwaspadai. Thrombophilia yang menyebabkan pembekuan darah pada pembuluh darah ini, dipicu antara lain oleh makanan cepat saji, instan, dan makanan kemasan berpengawet.

Hal itu disampaikan Harjo Mulyono, dokter spesialis patologi klinik yang juga penanggung jawab HI-LAB, Jumat (20/3). Thrombophilia bisa menampakkan gejala seperti orang terserang stroke. Bisa saja dugaan awal adalah stroke (darah tinggi), namun ternyata thrombophilia. "Sejumlah kasus sudah menunjukkan itu," ujarnya.

Dalam kondisi normal, sel trombosit di dalam darah, menurutnya, berjumlah 150.000-350.000 per mili meter darah . Idealnya juga, antarsel trombosit tidak saling terikat. Namun jika jumlah trombosit berlebih, antarsel berpotensi juga untuk saling terikat.

Kondisi tidak ideal ini akan memicu terjadinya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, sehingga mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Akibat lebih lanjut adalah kematian jaringan tubuh, terutama pada pembuluh darah yang halus seperti pada otak.

Karena pembuluh darah semakin menyempit, maka jantung dipaksa bekerja lebih keras memompa darah. Jika penyebab serangan stroke adalah penyempitan pembuluh karena timbunan lemak, namun pada thrombophilia, kondisi itu terjadi karena pembekuan darah.  

Dalam kondisi yang tingkatannya parah, serangan bisa seperti ketika orang terkena stroke. Penanganan terhadap penderita thrombophilia adalah dengan mengencerkan darah. Ini lebih susah ketimbang menangani penderita yang kekurangan sel trombosit.

Gejala penderita thrombophilia, antara lain mudah pusing dan jantung berdebar. Pandangan biasanya juga agak berkunang-kunang jika tiba-tiba berdiri dari posisi jongkok. "Sebelum parah, lebih baik segera diperiksakan ke dokter," kata Harjo.

Penyakit-penyakit manusia zaman sekarang, lanjut Harjo, sebenarnya banyak dipicu oleh pola makan. Pola makan tidak sehat, banyak menyantap makanan instan dan awetan, ditambah jarang berolah raga dan beban pikiran, memicu aneka penyakit.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com