Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan, Cara Baru Melawan Kanker

Kompas.com - 01/06/2009, 10:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.Com - Harapan baru terbit dalam terapi pengobatan penyakit yang jadi momok banyak orang. Setelah operasi, kemoterapi, dan radiasi, dunia kedokteran akhirnya menemukan cara lain untuk mengatasi kanker, yakni menggunakan pelawan alami tubuh, sistem imun.

Pendekatan keempat itu oleh para ahli disebut sebagai vaksin kanker kendati sifatnya adalah pengobatan, bukan pencegahan. Namun, ini adalah sebuah langkah baru dalam pengobatan penyakit mematikan itu setelah kurun waktu 30 tahun penelitian.

Pada konferensi mengenai kanker, kemarin (31/5), salah seorang peneliti mengatakan, vaksin ini akan menjaga sel kanker mengganas dalam jangka waktu setahun. Dalam pengobatan kanker hal tersebut adalah sebuah langkah besar, mengingat keberhasilan sebuah terapi biasanya diukur dalam hitungan minggu atau bahkan hari.

Dalam sebuah percobaan terhadap tiga penyakit, kanker prostat, penyakit kulit melanoma, dan tumor neuroblastoma yang sering menyerang anak-anak, vaksin ini menunjukkan hasil yang positif dalam beberapa minggu.

"Kami belum tahu apakah yang kami lakukan akan membuat perbedaan besar," kata Dr Len Lichtenfield dari American Cancer Society.

Berbeda dengan penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau polio, di mana mudah dikenali oleh sistem imun karena mereka punya bentuk berbeda dari sel manusia, masalah terbesar dalam pengobatan kanker adalah sistem imun kita sering tak "melihat" kanker sebagai lawan.

"Sel kanker berasal dari sel kita sendiri sehingga sistem imun kita sering tak bisa membedakannya dengan sel yang normal," papar Dr.Patrick Hwu dari M.D Anderson Cancer Center, Universitas Texas, AS.

Pada terapi vaksin kanker ini para ahli mengambil zat inti dari permukaan sel kanker lalu menggantinya dengan sesuatu yang sudah dikenali sebagai benda asing oleh sistem imun. Pada kasus limfoma atau kanker getah bening, para ahli memakai protein kerang. "Ini seperti melatih sistem imun untuk membunuh sel jahat," kata Hwu.

Agar serangan semakin kuat, para dokter menambah sesuatu yang oleh sel imun dianggap sangat berbahaya dan perlu dilawan segera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com