Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gula Darah Aman, Diabetesi Nyaman

Kompas.com - 17/07/2009, 05:37 WIB

KOMPAS.com — Begitu seseorang dinyatakan menderita diabetes, seharusnya terjadi titik balik dalam hidupnya. Jika sudah terkena, diabetes harus dikelola dengan baik untuk mencegah komplikasi.

Siapa yang tidak kenal penyakit diabetes melitus (DM) atau masyarakat awam menyebutnya kencing manis. Diabetes ditandai dengan kenaikan kadar glukosa (gula) darah tak normal akibat kombinasi faktor keturunan dan gaya hidup (kegemukan, kurang olahraga, kelebihan makanan, dan pengaruh hormon).

Gejala diabetes antara lain banyak minum, banyak makan, banyak kencing, berat badan turun, lemas, gatal, mata kabur, kesemutan, dan luka sulit sembuh.

Walau diabetesi tidak merasakan adanya keluhan, kadar gula darah, tekanan darah, kadar lemak darah, dan berat badan harus dipantau dan dikendalikan. Bila keempat hal tersebut tidak terkendali, komplikasi, seperti kebutaan, stroke, gangguan jantung, gagal ginjal, gangren (luka sulit sembuh), dan disfungsi ereksi pada pria, bakal menimpa.

Pada umumnya, tingkat gula darah bertahan pada 70-150 mg/dl. Tingkat ini meningkat setelah makan. Konsensus terbaru dari American Diabetes Association merekomendasikan kontrol gula darah sesudah makan tidak lebih dari 180 mg/dl. Rekomendasi International Diabetes Federation bahkan lebih ketat lagi, yakni tidak lebih dari 140 mg/dl pada 2 jam sesudah makan.

Panduan tersebut dimaksudkan mencegah kerusakan jaringan akibat diabetes. Terlebih, diabetes merupakan penyakit yang komplikasinya memakan waktu panjang.

"Komplikasi diabetes bisa terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan besar," ujar Prof Dr dr Sidartawan Seogondo, SpPD, Ketua Divisi Metabolik dan Endokrin FKUI. "Diabetes juga ekuivalen dengan penyakit jantung," tambahnya.

Komplikasi yang terjadi tidak bisa disembuhkan, hanya diperlambat dan itu berarti biaya besar karena biaya cuci darah atau obat jantung. Sidartawan juga menambahkan, sebanyak 30 persen penderita DM mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10 persen menjalani amputasi tungkai kaki akibat gangren.

Kontrol gula darah

Salah satu tujuan terapi DM adalah mencapai gula darah yang terkendali. Jika gula darah terkendali baik, diharapkan komplikasi kronik dapat dikurangi. Uji klinik prospektif dari United Kingdom Prospective Diabetes Study dan Diabetes Control and Complication Trial telah membuktikan bahwa perbaikan kontrol glikemik menyebabkan berkurangnya angka retinopati, nefropati, dan neuropati (komplikasi yang mengenai mata, ginjal, dan saraf).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com