Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuci Tangan Dipahami, tetapi Kurang Praktik

Kompas.com - 19/10/2009, 20:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun guna mencegah penyebaran penyakit menular, seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, dan berbagai influenza sudah diketahui masyarakat. Namun, hal itu kurang dipraktikkan.

Di sela-sela acara seminar bertajuk Cuci Tangan Pakai Sabun dari Sudut Pandang Islam, Senin (19/10), Direktur Jenderal P2PL Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, gerakan mencuci tangan memakai sabun perlu didukung pemimpin di masyarakat agar menjadi bagian dari cara hidup.

Berdasarkan data USAID, jumlah masyarakat Indonesia yang terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun masih kurang dari 20 persen. Lebih spesifik lagi, hanya 6 persen yang terbiasa mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, 11,7 persen setelah cebok, 8,9 persen setelah menceboki bayi, dan 14,3 persen mencuci tangan sebelum makan.

Tindakan preventif dengan mencuci tangan dapat mengurangi kerugian dampak sanitasi buruk. Dalam seminar tersebut, hadir para ulama dan pengurus organisasi masyarakat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com