Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aromaterapi, Pengobatan Kuno yang Populer Kembali

Kompas.com - 21/12/2009, 08:12 WIB

Aromaterapi, tambahnya, merupakan pengobatan dengan menggunakan kekuatan dari tumbuhan atau dalam bahasa Inggris life force of plant. Maksudnya, aromaterapi ini menggunakan minyak esensial yang mengandung zat yang digunakan tumbuhan untuk mempertahankan diri terhadap serangan dari luar, misalnya hama atau serangga. Zat tersebut tidak lain adalah hormon tetumbuhan.

Dietrich Gumbel dari Jerman pernah meneliti tumbuhan dan menemukan bahwa manusia dan tetumbuhan punya kesamaan dalam hal hormon, enzim, dan susunan kimia di dalam tubuh. Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa bagian atas tumbuhan memiliki efek penyembuhan pada bagian kepala manusia dan menembus epidermis (bagian atas) kulit.

Bagian ranting dan daun mempunyai efek penyembuhan pada jantung dan paru-paru dan menembus dermis (bagian tengah) kulit. Sementara itu, bagian akar dan kayu berkhasiat menyembuhkan bagian perut manusia

Tak Sembarang Wangi

Minyak esensial ini diperoleh dari penyulingan sedemikian rupa, sehingga diperoleh sari dari tumbuhan tersebut. “Untuk memperoleh sekitar satu sendok makan minyak esensial mawar diperlukan 100 kg bunga mawar! Tak heran kalau minyak ini mahal harganya,” papar Dr. Rachmi. Meski mahal, kekuatan penyembuhan minyak ini adalah sebesar 100 kali tumbuhan aslinya.

Minyak tersebut mengandung bahan kimia asli dari tumbuhan tersebut berupa zat antiseptik seperti fenol dan alkohol dan molekul-molekul lain. Khasiatnya menyembuhkan berbagai penyakit serta menyebarkan bau harum.

“Molekul-molekul yang menyebarkan wangi ini bisa ditiru di laboratorium menggunakan bahan sintetis berasal dari minyak bumi menjadi parfum. Wewangian dari parfum ini tidak bersifat menimbulkan fungsi tubuh seperti wewangian dari minyak esensial. Berbeda dengan minyak esensial karena minyak tersebut di samping mengandung molekul wangi juga mengandung molekul yang menyembuhkan,” lanjut Dr. Rachmi.  

Kandungan zat-zat kimia alami dari tumbuhan ini bersifat antioksidan, sehingga mampu membantu proses pembusukan. Tidak heran orang Mesir kuno menggunakan minyak esensial untuk mengawetkan jenazah. Di samping khasiat antioksidan, molekul-molekul itu juga meningkatkan kekebalan tubuh alami.

Minyak esensial juga punya efek antiinflamasi yang mempercepat penyembuhan. Khasiat minyak esensial sebagai antiseptik minyak esensial ini menurut Dr. Rachmi pernah diteliti oleh Chamberlain pada tahun 1887. Hasilnya membuktikan minyak tersebut memang punya manfaat antiseptik yang meyakinkan.

Para peneliti dalam dunia kedokteran naturopati pernah pula meneliti akumulasi kandungan kimia minyak esensial di dalam tubuh. “Hasil penelitian ini pernah diterbitkan dalam sebuah jurnal kedokteran naturopati,” katanya.
Dalam penelitian tersebut terbukti bahwa minyak esensial tidak terakumulasi di dalam tubuh. Terungkap di situ bahwa minyak lavender yang dioleskan ke kulit akan terbuang empat jam kemudian lewat air seni. Ada pula yang dikeluarkan lewat keringat, anus, dan mulut.

“Minyak esensial itu tidak dianggap sebagai benda asing oleh tubuh, sehingga tak dianggap sebagai zat penyebab alergi dan dikeluarkan dari tubuh secara alami,” katanya.

Untuk Kecantikan
Semakin banyak orang di negara maju yang sadar kembali ke alam membuat aromaterapi menjadi pilihan yang menarik. Penelitian-penelitian ilmiah yang mendukung manfaat aromaterapi membuat semakin banyak orang berpaling memilih pengobatan cara alami ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com