Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Demam Berdarah

Kompas.com - 11/01/2010, 08:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemenakan saya terjangkit demam berdarah dengue. Umurnya 11 tahun. Dia dirawat selama delapan hari dan selama perawatan, kami semua khawatir karena keadaannya cukup parah.

Kami berterima kasih kepada pemerintah karena biaya perawatan tak perlu bayar, namun sudah tentu tetap ada pengeluaran untuk obat tambahan dan pengeluaran orangtua selama menunggu si sakit. Saya baru saja menonton tayangan mengenai keberhasilan Kota Cimahi melawan demam berdarah. Kalau tak salah, jumlah kasus dapat menurun separuhnya dengan upaya pemerintah dan masyarakat Cimahi.

Apakah ada daerah lain yang juga melakukan program serupa? Apa target pengendalian demam berdarah? Apakah jumlah kasus yang menurun, angka kematian yang rendah, atau jentik nyamuk tidak ditemukan lagi? Apakah yang menjadi keberhasilan Cimahi dalam menurunkan angka kejadian demam berdarah?

Apakah ada negara yang sudah berhasil mengendalikan demam berdarah? Apa yang patut kita tiru dari negara tersebut? Meski pemerintah menjamin biaya pengobatan, bagi kami masyarakat tentu akan lebih baik jika tidak tertular demam berdarah. Kapan Jakarta bisa bebas demam berdarah?

HT di J

Menjelang musim hujan biasanya penyuluhan demam berdarah digalakkan. Sekitar 120.000 orang setiap tahun tertular demam berdarah di negeri kita. Sekitar 1.000 orang meninggal setiap tahun. Jika setiap pesawat udara memuat 300 penumpang, ini berarti sama dengan meledaknya tiga pesawat udara setiap tahun.

Upaya penanggulangan mestilah merupakan kerja sama masyarakat dan pemerintah. Kita tidak boleh hanya mengandalkan program pemerintah karena sebenarnya upaya pencegahan demam berdarah tidaklah rumit dan juga tidak membutuhkan biaya besar. Jika setiap rumah tangga menjaga agar di rumah dan sekitar rumah tak ada air tergenang yang dapat menjadi tempat pembiakan jentik demam berdarah, populasi nyamuk demam berdarah akan berkurang secara nyata dan risiko penularan juga dengan sendirinya akan menurun.

Selain itu, sekolah dan kantor juga harus menjaga lingkungan yang bebas dari genangan air tempat berbiak jentik demam berdarah. Karena itu, kita dan juga anak-anak tak boleh hanya berdiam diri di rumah, begitu pula di sekolah dan tempat bekerja.

Jadi, pada prinsipnya semua lingkungan kita perlu bebas dari jentik nyamuk demam berdarah. Pengawasan air tergenang dapat kita lakukan, baik oleh ibu rumah tangga maupun anak sekolah. Untuk pengawasan jentik, pemerintah menyediakan jumantik (juru pemantau jentik nyamuk demam berdarah). Namun, sebenarnya kita tak perlu menunggu jumantik datang ke rumah kita.

Dengan sedikit latihan dan bermodal senter, kita juga dapat mengenal jentik nyamuk demam berdarah. Jentik nyamuk demam berdarah akan dapat berkembang jika air tergenang lebih dari seminggu. Karena itu, kita harus menjaga jangan ada air tergenang cukup lama di rumah kita. Karena itulah kita perlu menguras bak mandi kita secara teratur, menguburkan kaleng-kaleng bekas dan benda-benda lain yang dapat menjadi tempat tergenangnya air. Keberhasilan Cimahi dalam melawan demam berdarah adalah karena komitmen pemerintah daerah dan peran serta masyarakat, terutama ibu PKK dan anak sekolah.

Jumat bersih

Pemerintah sebenarnya sudah mencanangkan setiap Jumat sebagai hari pembersihan lingkungan yang menjurus pada menghilangnya kesempatan jentik nyamuk demam berdarah berkembang. Hari itu masyarakat harus memeriksa rumah, terutama tempat-tempat penampungan air (bak mandi, akuarium, atau lainnya) atau benda yang dapat menjadi tampungan air seperti ban bekas dan kaleng. Jika ada air tergenang harus dibuang dan benda-benda yang berpotensi menjadi tampungan air dikuburkan.

Wali Kota Cimahi telah menyatakan perang terhadap demam berdarah dan memimpin perang tersebut dengan dibantu oleh masyarakat. Ibu-ibu PKK melakukan pelatihan bagi ibu rumah tangga untuk menjaga rumah dan lingkungan dari jentik nyamuk demam berdarah. Anak sekolah dilatih mencari jentik nyamuk demam berdarah, baik di rumah maupun di sekolah. Media massa membantu menyebarluaskan gerakan ini dan sekaligus juga memberitakan hasil yang dicapai.

Ketika masyarakat mengetahui bahwa tahun ini jumlah anggota masyarakat yang terjangkit demam berdarah berkurang separuhnya, sudah tentu mereka makin bersemangat untuk melakukan kegiatan memerangi demam berdarah. Cukup banyak negara yang berhasil mengendalikan demam berdarah. Singapura berhasil mengendalikan demam berdarah berkat disiplin warganya meski kadang-kadang masih ada kasus karena jentik nyamuk berkembang biak di pipa air apartemen. Kuba telah beberapa kali kita kutip sebagai negara yang berhasil membasmi demam berdarah. Rahasianya adalah kita semua harus bertanggung jawab pada lingkungan kita. Kita harus mempunyai gaya hidup bersih dan menjaga lingkungan kita bersih dan juga tidak memberi kesempatan kepada jentik nyamuk demam berdarah untuk berkembang biak.

Jadi, mari kita tinggalkan kebiasaan menyalahkan pemerintah, atau menunggu pemerintah melakukan fogging. Kita harus menjaga lingkungan kita sendiri, sepanjang tahun. Mari kita ajak tetangga kita untuk juga membersihkan lingkungan hidup. Jika lingkungan rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, dan kota menjadi bersih, diharapkan kita tak akan lagi mempunyai masalah dengan demam berdarah. Mari kita cegah kematian sekitar 1.000 warga Indonesia dengan menerapkan hidup sehat dan menjamin lingkungan yang bersih.

Konsultasi dijawab oleh Dr Samsuridjal Djauzi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com