Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Hati yang Sudah Parah?

Kompas.com - 19/05/2024, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit hati yang sudah parah membutuhkan pengobatan segera, jika tidak bisa mengancam jiwa.

Penyakit hati yang sudah parah membawa Anda pada kondisi medis yang disebut sebagai gagal hati.

Mengutip WebMD, gagal hati adalah tahap akhir dari banyak penyakit hati. Ini terjadi ketika sebagian besar hati mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi dan membuat organ ini tidak dapat berfungsi semestinya lagi.

Baca juga: Apa Saja Jenis Penyakit Hati? Ini Daftarnya yang Harus Diwaspadai...

Fungsi hati memiliki peran krusial dalam kelangsungan hidup kita, yang utamanya meliputi:

  • Menyaring darah yang berasal dari saluran pencernaan, sebelum dialirkan ke seluruh tubuh;
  • Mendetoksifikasi bahan kimia dan memetabolisme obat-obatan;
  • Mengeluarkan cairan empedu yang dikembalikan ke usus;
  • Membuat protein penting untuk pembekuan darah dan fungsi lainnya.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Hati yang Perlu Dikenali

Penyakit hati yang sudah parah dan menyebabkan gagal organ sering kali berlangsung secara bertahap selama bertahun-tahun. Ini disebut sebagai gagal hati kronis.

Namun, bisa juga kegagalan organ berlangsung secara cepat, hanya dalam 48 jam. Kondisi ini disebut sebagai gagal hati akut, yang lebih jarang terjadi. 

Selanjutnya, artikel ini akan mengulas mengenai pengobatan penyakit hati yang sudah parah ini.

Baca juga: 6 Penyebab Penyakit Hati Kronis yang Harus Diwaspadai

Cara mengobati penyakit hati yang sudah parah

Dikutip dari Cleveland Clinic, penyakit hati biasanya ditangani oleh dokter spesialis yang disebut ahli hepatologi.

Cara mengobati penyakit hati yang sudah parah tergantung pada apakah itu bersifat akut atau kronis.

Pertama-tama, dokter biasanya mungkin akan fokus untuk mengobati penyebab gagal hati akut atau kronis.

Untuk mengobati gagal hati kronis bisa mencakup perubahan pola makan dan gaya hidup, termasuk:

  • Menghindari alkohol atau obat-obatan yang dapat membahayakan hati;
  • Kurangi makan-makanan tertentu, termasuk daging merah, keju, dan telur;
  • Penurunan berat badan dan pengelolaan faktor risiko metabolik, termasuk tekanan darah tinggi dan diabetes;
  • Mengurangi garam dalam makanan Anda (termasuk tidak menambahkan garam pada makanan).

Baca juga: Makanan Penyebab Penyakit Hati Berlemak yang Harus Dihindari

Sementara, cara mengobati gagal hati akut bisa dengan pemberian perawatan sebagai berikut:

  • Cairan intravena (IV) untuk menjaga tekanan darah;
  • Obat-obatan seperti obat pencahar atau enema untuk membantu mengeluarkan racun (racun);
  • Pemantauan glukosa darah (gula). Dokter Anda akan memberi Anda glukosa, jika gula darah Anda turun;
  • Transfusi darah, jika Anda mengalami pendarahan berlebihan;
  • Selang pernapasan untuk membantu Anda bernapas.

Baca juga: 10 Makanan dan Minuman Pencegah Penyakit Hati yang Perlu Diketahui

Jika segala upaya untuk mengobati penyakit hati yang sudah parah tidak membuahkan hasil, dokter bisa mempertimbangkan transplantasi hati.

Sebelum transplantasi, dokter secara menyeluruh menyaring calon transplantasi untuk memastikan organ baru dapat membantu mereka sebelum menempatkan mereka dalam daftar tunggu organ.

Selama operasi transplantasi, hati yang sehat dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal menggantikan hati yang rusak atau sakit.

Beberapa pusat transplantasi mampu mengganti hati yang rusak dengan sebagian hati yang sehat, karena hati dapat beregenerasi atau tumbuh kembali.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Hati yang Sudah Parah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau