NEW YORK, KOMPAS.com — Meluangkan waktu untuk tidur siang di sela-sela mengerjakan tugas-tugas yang sulit ternyata bisa membuat pekerjaan terasa lebih ringan setelah bangun tidur. Para peneliti dalam laporannya di jurnal Current Biology menawarkan bukti bahwa tidur siang bisa jadi strategi agar ilmu yang diserap lebih baik.
Penelitian dilakukan terhadap 99 responden yang diminta duduk di depan layar komputer dan mempelajari tata letak (lay out) sebuah tempat berbentuk labirin berbentuk tiga dimensi. Mereka diminta mencari rute untuk kembali ke titik awal. Sementara itu, secara berkala, gambar pohon ditampilkan secara acak.
Ternyata, para responden yang mengambil jeda untuk tidur siang dan bermimpi tentang tugas tata letak tadi memiliki performa yang lebih baik dibanding mereka yang tidak tidur siang atau tidak bermimpi. Bentuk mimpi yang dilaporkan tidak harus berupa gambar tata letak, tetapi juga sekadar musik dari gambar-gambar tersebut.
Para peneliti menyimpulkan, sebuah mimpi adalah tanda bahwa otak bekerja pada level yang sama dalam kehidupan nyata. "Mimpi merupakan bentuk bahwa otak mencari asosiasi dari proses memori yang bisa dipakai pada masa mendatang," kata Robert Stickgold, PhD, dari Center for Sleep and Cognition dari Harvard Medical School.
Ditambahkan, bukan mimpi yang membuat daya ingat lebih baik. Namun, mimpi adalah tanda bahwa bagian bawah sadar otak bekerja keras untuk mengingat. Dengan kata lain, mimpi adalah efek samping dari proses memori.
Para peneliti meyakini, sebaiknya belajar dengan keras dilakukan sebelum tidur atau mencari jeda untuk tidur siang di sela-sela periode waktu belajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.