Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Obat Kuat Bikin "Kuat"?

Kompas.com - 02/06/2010, 16:05 WIB

Dampak Buruk

Tapi apa penjelasannya sehingga orang yakin, obat kuat memang membuat dirinya tambah perkasa? Menurut Ferryal, lebih karena faktor sugesti. "Sama, kok, seperti orang yang maunya berobat hanya pada satu dokter tertentu. Meski tak dikasih obat, kalau sudah ketemu si dokter, langsung merasa lebih sehat." Begitulah, faktor sugesti sangat berperan pada manusia. "Hampir 50 persen bisa menyembuhkan orang."

Yang pasti, tandas Spesialis Rehabilitasi Medik lulusan FKUI ini, obat kuat yang dimaksud oleh awam sama sekali tak ada kaitannya dengan kemampuan seksual. Sebab, obat kuat hanyalah suplemen untuk menyehatkan tubuh. Kalau badan sehat, otomatis kemampuan seksnya pun sehat. "Boleh-boleh saja kalau mau mengkonsumsi obat kuat sepanjang tak menimbulkan suatu penyakit. Misalnya karena kemasukan kuman atau kotor, timbullah infeksi. Atau zat-zat yang terkandung dalam obat kuat, bisa merusak pencernaan."

Juga perlu diperhatikan, apakah yang bersangkutan mengidap penyakit tertentu. "Jangan-jangan, karena minum obat kuat, penyakitnya malah kambuh. Daging kambing, misalnya, kalau disantap oleh penderita hipertensi yang tekanan darahnya memang sudah tinggi dan kerja jantungnya sudah keras, akan membahayakan dirinya. Alih-alih mau memperbaiki kemampuan seksualnya, malah akhirnya jadi celaka."

Hal lain yang harus diperhatikan ialah banyaknya obat kuat yang mengandung hormon testosteron (hormon laki-laki). Biasanya diambil dari testis binatang yang kadar testosteronnya cukup tinggi. Padahal, kalau tubuh kelebihan hormon tersebut, bisa merangsang kelenjar prostat (letaknya di bawah kandung kemih mengelilingi saluran kencing dan fungsi utamanya menghasilkan lendir yang merupakan bagian dari cairan sperma) untuk bertumbuh secara tak wajar. Alhasil, risiko terkena kanker prostat akan makin tinggi.

Karena itulah, anjur Ferryal, sebelum menggunakan obat kuat ketahui lebih dulu apa saja kandungan yang ada di dalamnya. Sayangnya, kebanyakan obat kuat yang beredar di pasaran tak pernah mencantumkan komposisinya. Sedangkan obat kuat yang jelas-jelas hanya berupa suplemen atau vitamin, sebaiknya dikonsumsi secara rutin. "Kalau cuma dimakan saat sedang hilang gairah, misalnya, sebenarnya tidak tepat dan tak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Yaitu menjadi lebih sehat. Selain itu, pemakaiannya pun sebaiknya di bawah kontrol dokter."

Jadi, hati-hatilah. Maunya tambah perkasa, eh, malah jadi sengsara!

(Julie Erikania)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com