Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Berbobot Rendah Sebabkan Kematian

Kompas.com - 22/06/2010, 12:27 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Bayi kekurangan berat atau bayi kecil mengakibatkan sekitar 30 persen kematian bayi dari total 60 kematian tiap 1.000 kelahiran bayi di Indonesia. Permasalahan bayi kecil berkaitan erat dengan kemiskinan karena sebagian besar bayi kecil berasal dari keluarga miskin dan ibu kurang gizi.

Spesialis bayi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sumadiyono, mengatakan, angka kejadian bayi kecil di Indonesia masih tinggi, yaitu antara 9-18 bayi kecil setiap 100 kelahiran. "RSUP Dr Sardjito sendiri rata-rata menerima 100 pasien bayi dari berbagai daerah. Sekitar 30 persen di antaranya tergolong bayi kecil," tuturnya di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Senin (21/6).

Bayi kecil adalah bayi yang lahir dengan berat 1,5-2,5 kilogram. Bayi dengan berat kurang dari 1,5 kg disebut sebagai bayi sangat kecil. Dua faktor penyebab bayi kecil adalah bayi lahir yang prematur atau bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi kesehatan buruk. Kelahiran bayi kecil juga bisa disebabkan gaya hidup ibu yang tidak sehat, seperti merokok maupun mengonsumsi alkohol.

Menurut Sumadiyono, sebagian besar bayi kecil yang diterima di RSUP Dr Sardjito dilahirkan oleh ibu yang miskin dan kekurangan gizi. Karena kondisi ekonominya, para ibu juga jarang memeriksakan kehamilan. "Jika ibu rutin memeriksakan kehamilan, hal ini sebenarnya bisa diketahui sejak dini dan dicegah," ujarnya.

Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) UGM/RSUP Dr Sardjito Mohammad Juffrie mengatakan, kematian bayi kecil paling banyak karena infeksi dan gagal napas. Sebanyak 80 persen bayi kecil yang menderita infeksi diketahui berakhir dengan kematian. Untuk gangguan pernapasan, tingkat kematian bayi kecil mencapai 60 persen.

Dengan ukuran tubuhnya yang jauh di bawah normal, bayi rentan infeksi karena daya tahan tubuhnya lemah. Kondisi ini diperparah dengan saluran pencernaan yang belum terbentuk sempurna. Akibatnya, bayi kecil sulit menyerap nutrisi. Selain itu, paru-paru bayi kecil juga belum berkembang sehingga gangguan pernapasan sangat tinggi.

Menurut Juffrie, masih banyak petugas kesehatan maupun rumah sakit di daerah yang belum dapat merawat bayi kecil dengan baik. Hal ini karena perawatan bayi kecil membutuhkan teknik dan peralatan khusus.

Permasalahan bayi kecil ini telah menjadi perhatian di beberapa negara maju. Jepang, misalnya, mempunyai rumah sakit khusus untuk menangani bayi berukuran kecil. Untuk mengungkap berbagai permasalahan dan perawatan bayi kecil tersebut, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM/RSUP Dr Sardjito menyelenggarakan seminar dan lokakarya nasional mengenai bayi kecil, 26-27 Juni. (IRE)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com