Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KB Pria Bukan Kebiri

Kompas.com - 12/07/2010, 14:29 WIB

KOMPAS.com — Ancaman ledakan penduduk atau baby booming bisa diantisipasi dengan KB. Untuk urusan KB, pria semestinya ikut bertanggung jawab dan mau berperan langsung melalui penggunaan alat kontrasepsi. Ada banyak metode yang bisa dipilih pria untuk ber-KB, misalnya vasektomi. Tak perlu ragu, vasektomi bukanlah kebiri.

Sebuah penelitian terbaru yang melibatkan 9.000 pria di sembilan negara menunjukkan, lebih dari 60 persen pria di Spanyol, Jerman, Meksiko, dan Brasil bersedia ber-KB supaya pasangannya terbebas dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi. Mereka juga ingin lebih terlibat dalam hal pengendalian kesuburan.

Seperti dijelaskan dr Nur Rasyid, SpU, alat kontrasepsi untuk pria yang paling dikenal adalah kondom. Selain kehamilan, kondom juga dapat mencegah penyakit infeksi menular seksual, seperti HIV/AIDS. Saat ini lebih dari 50 juta orang di dunia menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi. Tersedia untuk pria ataupun wanita, kondom merupakan alat kontrasepsi yang aman, murah, mudah tersedia, mudah digunakan, dan tidak memengaruhi kesuburan.

"Orang yang alergi kondom dari lateks dapat menggunakan kondom yang terbuat dari bahan polyurethane," kata dokter dari Klinik Khusus Urologi RS Cipto Mangunkusumo ini.

Kontrasepsi lain adalah sanggama terputus. Metode ini dilakukan dengan cara menarik keluar penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi sehingga ejakulasi dilakukan di luar vagina. "Tapi, metode ini kurang efektif dalam mencegah kehamilan karena membutuhkan kesadaran tinggi dari pihak pria untuk melakukannya. Sebelum terjadi ejakulasi, bisa jadi sudah ada air mani yang keluar dan mengandung sperma," katanya.

Tak bisa menghamili Alat kontrasepsi pria nonhormonal dan bersifat permanen adalah vasektomi. Vasektomi digunakan oleh 40 juta orang untuk perencanaan keluarga. Vasektomi merupakan cara yang cepat, sederhana, nyaman, dan sangat efektif dalam hal sterilisasi secara permanen.

Di beberapa daerah di Indonesia, hal ini belum populer. Namun di Jawa Timur, laporan dalam situs BKKBN menunjukkan bahwa akseptor vasektomi tahun ini meningkat.

Pria yang sudah memiliki anak dan tak mau lagi menambah anak dapat memilih vasektomi. Dalam metode ini, saluran vas deferens yang berfungsi mengalirkan sperma akan dipotong sehingga sperma tidak mengalir ke penis. "Testis dan penis tidak akan terpengaruh sehingga tidak mengganggu gairah seksual dan proses ejakulasi," ungkapnya.

Vasektomi adalah salah satu cara agar lelaki tidak bisa menghamili secara permanen. "Karena itu, eloknya keputusan untuk vasektomi tidak diambil sesederhana suami memilih kondom," paparnya.

Inspirasi hidup sehat Bukan pertimbangan apa efeknya terhadap penampilan dan "kinerja seks" yang mungkin ditimbulkan yang perlu lebih dipikirkan, melainkan apakah keputusan itu sudah final bagi pasangan," katanya.

Keputusan vasektomi sepihak oleh suami saja sering bermasalah dalam keluarga di belakang hari. Mungkin, dalam hal ini, suami menjadi lebih enteng untuk selingkuh lantaran merasa yakin tidak bakal menghamili lagi.

Dokter di Indonesia sudah sejak tahun 1980-an memanfaatkan vasektomi sebagai kontrasepsi bedah untuk pria. Meski demikian, metode ini belum begitu bersambut. "Mungkin lebih karena alasan ego suami, rasa takut dibedah yang umumnya lebih besar dari sekadar ketakutan pihak istri," tuturnya.

Tetap bisa menikmati seks Prinsip vasektomi adalah menjadikan vas deferens atau saluran sel benih (spermatozoa) pria betul-betul buntu. Saluran sebesar kabel telepon ini berada di dalam kantong buah zakar (skrotum). "Pipa ini menjadi penghubung yang mengalirkan sel benih yang diproduksi buah zakar menuju kelenjar prostat yang berada di atasnya, di luar kantong zakar," kata dr Nur.

Di dalam prostat, sel benih direndam oleh media berupa getah yang diproduksi prostat dan disiram pula oleh cairan seminal sehingga volumenya menjadi lebih banyak. Campuran ketiganya dikenal sebagai air mani atau sperma.

Air mani yang keluar itu sesungguhnya lebih banyak berisi getah prostat dan cairan seminal (sekitar 95 persen), dan hanya sekitar 5 persen yang berisi sel benih. Taruhlah sekali ejakulasi rata-rata mengeluarkan 5 cc air mani, volume sel benihnya hanya 0,15 cc.

Setelah divasektomi, volume air mani yang sekitar 0,15 cc itu saja yang tidak ikut keluar bersama ejakulasi. Kendati yang sedikit ini besar maknanya dalam hal kesuburan, ia hampir tak ada artinya untuk urusan ejakulasi dan pernik seks lainnya. Pria tetap bisa menikmati aktivitas seksual secara baik karena vasektomi memang bukan kebiri. (GHS/putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com