Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keringat Berlebih, Normalkah?

Kompas.com - 16/07/2010, 08:12 WIB

"Deodoran mengandung aluminium klorida yang bersifat antiperspirant atau menyerap keringat berlebih,” ujarnya.

Apabila penggunaan antiperspirant biasa tidak mempan untuk mengerem produksi kelenjar keringat yang berlebihan, cobalah gunakan antiperspirant dari golongan yang lebih kuat. Sebagai contoh, drysol atau certain dry. Pada beberapa orang yang memiliki jenis kulit yang sensitif, bahan aktif yang terkandung di dalamnya kadang-kadang menimbulkan efek iritasi pada kulit. Maka, gunakanlah pada malam hari serta tidak lupa membersihkannya pada pagi berikutnya. Efek yang diharapkan biasanya akan tampak dalam 1-2 minggu.

Karena produksi keringat dipengaruhi oleh saraf koliner, aka jenis obat oral yang tepat adalah obat golongan antikolinergik yang dapat menekan produksi keringat. Meskipun demikian, seringkali timbul efek samping berupa mulut kering, mual, serta sulit buang air kecil dan buang air besar (konstipasi). Sementara obat penenang biasanya tidak berespons untuk hiperhidrosis yang dipengaruhi oleh stres emosional.

Selain itu, saat ini dapat digunakan teknik iontoforesis, yaitu pemberian rangsang listrik pada kulit sehingga mengganggu kerja kelenjar keringat. Hanya saja, keterbatasan metode ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk terapi serta efek samping berupa iritasi kulit, rasa kering, sampai pengelupasan kulit.

Pilihan lain adalah dengan melakukan injeksi botox pada daerah yang sering mengeluarkan keringat. Botox ini sendiri merupukan ekstrak dari racun botolinum (botolinum toxic) yang awalnya digunakan untuk mencegah kerutan pada kulit. "Karena botox bekerja dengan melumpuhkan saraf, maka digunakan untuk melumpuhkan saraf yang berpengaruh pada produksi keringat,” papar Retno .

Saat ini, metode ini sedang laris digunakan di Australia dan Amerika Serikat untuk mengatasi hiperhidrosis karena, antara lain, efektivitasnya yang tinggi (efektif selama 6-8 bulan). Efek sampingnya, antara lain, pasien akan merasa sakit, tidak nyaman, dan bisa mengalami otot wajah kaku untuk sementara waktu.

Jika cara lain sudah tidak mempan mengatasi keringat berlebih, jalan operasi dapat ditempuh. "Dengan catatan, kalau pasien benar-benar merasa terganggu dengan hiperhidrosis yang dideritanya,” cetus Retno.

Dalam proses bedah ini, dokter akan mengangkat sebagian kelenjar keringat untuk mengurangi jumlah produksi keringat. Yang diangkat pun tergantung dari daerah mana yang paling banyak mengeluarkan keringat.

Metode operasi lebih menguntungkan karena efek yang lebih lama atau permanen. Efek samping yang timbul pada metode operatif sama seperti metode bedah pada umumnya, misalnya perdarahan selama dan sesudah operasi, infeksi, timbunan serum, radang getah bening, ketidaknyamanan pada lengan atas, rasa kebas, dan dapat timbul keloid pada orang yang memiliki bakat keloid. @ mic

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com