KOMPAS.com — Mengompol ternyata juga bisa dialami orang dewasa. Dalam bahasa medis, gangguan kemih itu disebut inkontinensia, yakni ketidakmampuan menahan urine dalam kandung kemih sampai urine keluar begitu saja di luar kendali. Tak heran jika setiap kali bersin, batuk, atau tertawa, celana si penderita otomatis akan basah.
Diperkirakan satu dari 10 orang berusia di atas 65 tahun mengalami inkontinensia. Secara umum gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Di Amerika Serikat, lebih dari 17 juta wanita mengalami kondisi tersebut, tetapi malu untuk membicarakannya.
"Kondisi inkontinensia lebih sering dikaitkan dengan usia dan tak ada seorang pun yang mau mengakui dirinya bertambah tua. Padahal, satu dari tiga wanita yang mengalami gangguan kemih ini berusia di bawah 35 tahun," kata Jacqueline Thielen, MD, konsultan kesehatan perempuan dari Mayo Clinic College of Medicine in Rochester, Amerika Serikat.
Perempuan mengalami inkontinensia urine dua kali lebih sering daripada laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan mengalami proses kehamilan, persalinan, menopause, serta struktur kandung kemih yang berbeda dengan laki-laki. Inkontinensia urine pada perempuan biasanya disebabkan karena kelemahan otot-otot dasar panggul yang menyangga saluran kemih dan otot pintu saluran kemih (uretra) sehingga urine keluar begitu saja tanpa dapat ditahan.
Menurut Thielen, berkemih tanpa bisa dikontrol adalah hal yang tidak normal, tetapi cukup sering dialami wanita yang akan memasuki masa menopause. Perempuan yang sudah pernah melahirkan secara normal juga rentan mengalami inkontinensia. Keadaan ini terkait dengan melemahnya jaringan penunjang pelvis. Faktor risiko lain adalah kelebihan berat badan, obat-obatan tertentu, dan beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes dan parkinson.
Secara normal, kandung kemih mampu menampung urine sekitar 300 cc. Setelah kandung kemih penuh, rasa ingin kencing mulai timbul. Namun, normalnya tanpa disertai rasa tidak nyaman, urgensi, sakit, maupun mengompol.
Meski mengganggu, inkontinensia secara medis tidaklah membahayakan. Namun, kondisi ini bisa diatasi. Pada banyak kasus, kemampuan mengendalikan kandung kemih dapat ditingkatkan dengan mengobati penyebabnya atau mengubah kebiasaan sehari-hari.
Latihan berkemih dan latihan otot-otot dasar panggul (senam kegel) memegang peranan penting dalam mengelola gangguan kemih ini. Terkadang, dengan penyesuaian kebiasaan sehari-hari, seperti lebih sering ke toilet untuk berkemih atau membatasi cairan sebelum tidur, dapat membantu.
Bila latihan berkemih tidak dapat membantu, dokter akan memberikan obat-obatan atau pembedahan khusus untuk mengatasinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.