Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangsa yang Dewasa Bisa Tertawakan Diri

Kompas.com - 26/08/2010, 21:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Indonesia adalah negara yang subur dan makmur. Alamnya kaya. Gemah ripah loh jiwani . Akan tetapi, yang lebih utama, bagaimana menjawab tantangan alam yang relatif subur itu. Bagaimana ia bisa memberikan kesejahteraan kepada sekitar 30 juta rakyat yang masih miskin.

Presiden Direktur Kompas Gramedia Jakob Oetama mengatakan hal itu ketika membuka Pameran Kartun 9th Kyoto International Cartoon Exhibition , di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (25/8) malam. Kita tidak boleh menyalahkan keadaan, tapi harus turut berbuat untuk mengatasi keadaan, katanya.

Jakob menegaskan, Tuhan memberikan daya kreatif yang luar biasa. Esensinya ide yang kreatif dan kemampuan mengolah sesuatu. Mencermati ide-ide kreatif di kartun yang dipamerkan, ia mengaku tersentuh. Kare na ada 18 kartunis Indonesia yang karya-karya diperhitungkan, banyak masuk nominasi dan meraih prestasi terbaik.

Sebagai orangtua saya tersentuh. Dan kalau sampai negara kta tak maju, tanggung jawab berada di pundak kita semua. Kita tidak boleh menyalahkan keadaan, tapi harus turut berbuat untuk kemajuan bangsa, tandasnya.

Jakob Oetama memberikan Penghargaan Harian Kompas kepada kartunis Gesigoran. Kompas memberikan penghargaan sebagai lembaga pers yang diajak bekerja sama menyelenggarakan pameran ini.

Dalam catatan di katalog, Jakob menilai kartun-kartun hasil kreativitas itu menampilkan parodi simbol-simbol kekerdilan dan keagungan kita, manusia. Bangsa dan kelompok manusia yang dewasa adalah ketika bisa menertawakan diri sendiri. Tidak semua karya kartun merupakan sindiran dan kritik, melainkan juga simbol-simbol multitafsir realitas kehidupan, katanya.

Pameran kartun karya kartunis dari 33 negara itu, padat pengunjung. Sebanyak 188 karya kartun pemenang dan terpilih dari 716 yang ikut lomba 9th Kyoto International Cartoon Exhibition yang dipajang, menggugah rasa ingin tahu pengunjung.

Ini pameran kartun yang istimewa dan luar biasa. Istimewa karena selain Indonesia melalui karya Jitet Koestana meraih Gold Prize, juga ada 18 finalis lainnya dari Indonesia. Luar biasa, karena beragam kreativitas muncul melalui karya-karya yang simbolik dan satire, kata Yusrizal KW, pelukis dan cerpenis yang datang dari Padang, Sumatera Barat.

Pada pembukaan semalam, juga hadir kartunis dari Inggris, Martin Honeysett yang meraih Special Jury Prize dan Pawel Kuczynski, kartunis asal Polandia, yang meraih Silver Prize. Bahkan Ketua Dewan Juri 9 th Kyoto International Cartoon Exhibition, Yasuo Yoshitomi, juga hadir dan memberikan sambutan.

Yasuo mengatakan, karya-karya kartunis Indonesia paling diperhitungkan. Jitet Koestana yang meraih Gold Prize disebut sebagai orang penting yang sering mengirimkan karya-karyanya. Ia memuji teknik d rawing Jitet yang disebutnya superior dan mempunyai pandangan tajam lataknya jurnalis. Ia punya semangat muda yang sangat segar dan sungguh menjanjikan, katanya.

Tak hanya karya Jitet yang dipujikan, karya kartunis Indonesia lainnya, yaitu Gesigoran dan Ika Wartika Burhan, juga ia beri catatan khusus. Gesigoran, katanya, menggambar kartun dengan sangat baik. Karyanya kuat dan sempurna. K artunnya tertata baik, meski berukuran kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com